Lombok Barat (Inside Lombok) – Dalam rangka mempercepat kesiapan tahap rehab/rekon untuk pembangunan rumah rusak berat di Lombok Barat (Lobar), Bupati Lobar H. Fauzan Khalid meminta Tim Teknis Daerah segera memfasilitasi pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) kepada para warga yang rumahnya rusak. Pasalnya hingga saat ini perkembangan pembuatan rumah tahan gempa itu masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
“Bentuk saja Pokmas sesuai data verifikasi. Pokmas tidak boleh menunggu, nanti kita lagi yang disalahkan,” ujar Fauzan berdasarkan siaran pers yang diterima Inside Lombok pada Selasa (06/11/2018).
Fauzan pun tidak menampik dengan lambannya pembangunan rumah berbasis Rumah Instan Sehat Sederhana (Risha) karena terbatasnya penyedia panel atau aplikator. Ia lalu menuturkan jalannya rapat koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Gubernur NTB hari kemaren, Ahad (4/11).
“Pak Wapres meminta agar bulan Maret ini selesai, tapi kemampuan panel terbatas,” tutur Fauzan menyebutkan bahwa Wapres meminta bisa dibangun 400 unit rumah setiap hari.
Walau pesimistis, Fauzan tetap mengarahkan agar jajarannya di Tim Teknis Daerah bisa menyiapkan segala hal yang diperlukan, terutama pengorganisasian masyarakat melalui Pokmas.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Perumahan Dinas Perkim yang sekaligus sebagai Ketua Koordinator Tim Teknis Daerah, Lalu Ratnawi mengaku pihaknya sudah memfasilitasi pembentukan lebih dari 1.500 pokmas.
“Saat ini data real kita baru 599 pokmas. kita belum rekap pokmas yang sudah kita bentuk 500-an lebih di Gunung Sari dan 500-an lainnya yang tersebar di banyak kecamatan lainnya,” aku Ratnawi.
Menurut catatannya, 599 pokmas tersebut mengakomodir 6.066 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat. Saat ini, tambahnya, sebanyak 124,67 milyar lebih sudah ada di rekening pokmas yang sebagian besarnya sudah dibelanjakan untuk membangun rumah.
Sampai dengan minggu lalu menurut Ratnawi, paling sedikit 59 rumah sedang dalam masa pembangunan.
“Target kita, akhir bulan ini sudah bisa serah terima kunci,” kata Ratnawi penuh optimis.
Kendala utama yang ditemukannya di lapangan adalah lambannya ketersediaan panel untuk Risha. Untuk itu, ia berharap 17 aplikator penyedia panel saat ini bisa bertambah lagi.
Selain masalah panel, ia pun mengeluhkan sikap warga pemilik rumah yang ia temukan di beberapa dusun yang malah pasif dan tidak membantu.
“Untuk gali pondasi (rumah milik mereka sendiri) saja, mereka seperti ogah-ogahan.Mereka malah menonton sambil minum kopi. Untung ada rekan-rekan TNI yang membantu,” keluh Ratnawi sambil tersenyum.
Ia meyakinkan, bila semua pokmas bergotong royong, akan mempercepat proses pembangunan rumah anggota pokmas itu sendiri.
“Kecuali mungkin janda dan lansia, mereka wajar hanya berpangku tangan,” tuturnya.
Untuk Kabupaten Lombok Barat, dari 72.222 rumah rusak, terdapat 13.942 rumah yang rusak berat dan menjadi prioritas untuk dikerjakan. Sampai dengan saat ini, 124.670.000.000 anggaran dari APBN sudah masuk ke rekening dan menjadi hak masyarakat untuk membiayai kerusakan rumahnya akibat bencana gempa bumi beberapa waktu yang lalu. (IL5)