Lombok Timur (Inside Lombok) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini tengah menggencarkan program sentra garam. Sedangkan Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menjadi salah satu target industrialisasi garam di NTB. Untuk itu Bupati Lotim HM Sukiman Azmy meminta seluruh jajaran dari tingkat desa, camat, maupun ASN untuk membeli garam lokal.
“Tidak hanya ASN, tapi juga Kades serta camat harus ikut serta membeli garam produksi lokal Lotim,” tegasnya saat kegiatan Peningkatan Kapasitas Koperasi Garam Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR), Jumat (24/09/2021).
Hal itu mengingat harga jual garam petani di Lotim sangat rendah, saat ini harga garam hanya mencapai Rp30 ribu-Rp35 ribu per 20 kilogramnya. Hal itu disesalkan Sukiman lantaran kualitas garam Lotim tak kalah baik dari garam luar daerah.
“Garam lokal kita tidak kalah baik kok dengan yang ada di supermarket,” katanya.
Sukiman juga menyesalkan bahwa masih banyak produksi garam lokal para petani yang hanya tersmpan di gudang. Sehingga ia berharap adanya langkah dari KKP maupun Pemprov NTB untuk memfasilitasi para petani garam.
“Dinas Kelautan dan Perikanan harus mampu bersinergi dengan Dinas Koperasi dan UMKM agar bisa meningkatkan prekonomian para penambak,” pintanya.
Sementara itu, Direktur Jasa Kelautan, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Miftahul Huda, sepakat dengan apa yang dikatakan Bupati Lotim untuk lebih mengutamakan produksi garam lokal. Hal itu dikatakannya sangat baik untuk meningkatkan prekonomian di daerah sentra garam.
“Jika pihak Koperasi bisa ikut andil mendukung prekonomian petani garam, serta bekerjasama yang baik dengan pabrik garam. Nilai jual garam pun akan naik,” imbuhnya.