25.5 C
Mataram
Rabu, 15 Mei 2024
BerandaBerita UtamaCapaian Vaksinasi PMK di Sumbawa Masih Rendah

Capaian Vaksinasi PMK di Sumbawa Masih Rendah

Mataram (Inside Lombok) – Vaksinasi PMK (penyakit mulut dan kuku) pada hewan ternak di Pulau Sumbawa capaiannya masih terbilang rendah, jika dibandingkan dengan Pulau Lombok. Lantaran kondisi hewan ternak yang lepas liarkan oleh para peternak, sehingga petugas vaksinasi sedikit kesulitan untuk melakukan vaksinasi.

“Ya (rendah, red) karena pelaksanaan vaksinasi di Sumbawa mulainya belakangan. Ternak di Sumbawa ada dilepas di hutan, ketika mau vaksin mesti di tangkap satu-satu baru bisa disuntik vaksin,” ungkap Kepala Bidang Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, Muslih, Rabu (12/10).

Dimana ketika pelaksanaan vaksinasi di Sumbawa, petugas vaksinator harus menyusun jadwal dengan pemilik ternak. Agar ternak bisa diturunkan dari gunung ataupun keluar dari hutan, tempat hewan-hewan ternak dilepas liarkan, kemudian baru dilakukan vaksinasi. Biasanya seminggu sekali peternak datang untuk mengecek ternaknya yang dilepas liarkan.

“Pada saat itu baru petugas bisa vaksin hewan ternak pada ternak di pulau Sumbawa,” katanya.

- Advertisement -

Dikatakan untuk mempercepat vaksinasi di Pulau Sumbawa dilakukan bersamaan dengan proses pendataan kepemilikan ternak. Dimana peternak diminta membawa turun semua hewan ternaknya, lalu dikumpulkan untuk data jumlah ternak, ciri, dan tandanya. Selanjutnya diberikan tanda atau kartu ternak.

“Disitulah kesempatan petugas vaksinator untuk melakukan vaksin secara serentak,” ucapnya.

Sedangkan untuk peternak individu yang hanya memiliki satu atau beberapa ternak, lokasi ternaknya menyebar. Sehingga petugas harus menyisir di masing-masing kabupaten/kota di pulau Sumbawa untuk bisa melakukan vaksinasi.

Lebih lanjut, karena petugas vaksinator cukup kesulitan dalam pelaksanaan vaksin di lapangan. Mengingat pemeliharaan hewan ternak di Pulau Sumbawa tidak dikandangkan. Tetapi lepas liarkan di gunung maupun hutan. Lain halnya dengan pemeliharaan hewan ternak di Lombok, dimana ternaknya dipelihara di kandang. Sehingga capaian vaksinasinya cukup tinggi.

“Memang banyak kendala ditemukan para petugas di lapangan. Lain halnya dengan di Lombok,” tuturnya.

Kendati demikian, dengan jumlah populasi ternak sebanyak 1,3 juta ekor yang ada. Maka capaian vaksin PMK di NTB yang mencapai 560 dinilai relatif sudah tinggi. Jika melihat capaian vaksinasi Jawa Timur dengan populasi 5 Juta ekor baru sekitar 1 juta ekor.

“Berdasarkan data iSIKHNAS capaian vaksinasi kita 560 ribu dosis. Mungkin secara real di lapangan bisa jadi lebih dari 600-700 ribu dosis,” katanya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer