31.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaCari Solusi Masalah Air Tiga Gili, PT TCN dan PDAM Diminta Menghadap...

Cari Solusi Masalah Air Tiga Gili, PT TCN dan PDAM Diminta Menghadap ke Pusat

Lombok Utara (Inside Lombok) – Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) meminta kepada PT Tiara Citra Nirwana (TCN), PDAM Lombok Utara dan Asisten II untuk langsung menghadap ke pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait dengan krisis air bersih di Tiga Gili (Trawangan, Meno, Air). Langkah ini dinilai penting, menyusul izin PT TCN yang telah dicabut sehingga bisa mengancam distribusi air bersih ke kawasan pariwisata itu.

“Sekarang ini kita tugaskan PT TCN, Dirut PDAM Lombok Utara, Asisten II langsung menghadap untuk berkoordinasi ke pusat, mereka akan menjelaskan keresahan warga terkait tidak adanya distribusi air,” ujar Bupati KLU, Djohan Sjamsu, Rabu (16/10).

PT TCN yang menyalurkan air bersih untuk Gili Trawangan telah dicabut izinnya oleh KKP. Sehingga menjadi kekhawatiran distribusi air akan diberhentikan, jika persoalannya tak kunjung selesai. “Kita sudah kirim surat resmi ke provinsi dan ke pusat sebagai pemenuhan izin. Dan kami juga nanti kita rapatkan dengan Forkopimda sebagai tindak lanjut keresahan masyarakat, jangan sampai ada pemutusan distribusi air,” imbuhnya.

Untuk saat ini distribusi atau pelayanan air bersih di kedua pulau yakni Trawangan dan Meno masih dilakukan. Terutama di Trawangan karena izinnya belum sepenuhnya dicabut. “Untuk sementara ini masyarakat tidak perlu khawatir,” katanya.

Sedangkan untuk distribusi air ke Gili Meno masih dilakukan dari daratan. Saat ini di Gili Meno juga sedang diupayakan pengeboran air sementara, sembari menunggu izin resminya. Jika sudah ada izin resminya keluar maka pengeboran akan disetop. “Kita tidak ingin melakukan pengeboran langsung di laut yang berdampak pada kerusakan lingkungan,” ucapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Lombok Utara (KLU), Vicky Hanoi meminta agar pemerintah daerah bisa mencari solusi terbaik agar distribusi air bisa dilakukan mengingat besarnya akibat yang terjadi dengan ketiadaan air tersebut. Pasalnya, semua sektor terdampak dengan krisis air ini. Tidak hanya berbicara pengusaha saja. Tetapi pariwisata secara nasional, mengingat pariwisata di Gili cukup dikenal di beberapa negara.

“Gili jangan mati suri lah. Penduduk lokal masih memungkinkan (dapat air, Red) karena masih ada sumur. Tapi sumur air payau, ya mungkin bisa bertahan. Apa itu baik untuk kita konsumsi. Disitu ada warung-warung, kalau mereka pakai air asin bagaimana masaknya. Jadi dampaknya agak sedikit kompleks dengan kondisi-kondisi yang lain,” ujarnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer