Mataram (Inside Lombok) – Sebanyak 2.093 orang narapidana di NTB mendapatkan remisi atau pemotongan masa tahanan, termasuk Manusia (bukan nama sebenarnya) yang saat ini berusia 17 tahun. Mendapat remisi dari pemerintah, membuatnya bahagia lantaran bisa melanjutkan pendidikannya.
Manusia menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan setelah kedapatan mencuri telepon genggam milik tetangganya. Dengan kasus tersebut akhirnya ia dihukum dengan delapan bulan penjara. Namun tepat pada peringatan 17 Agustus tahun ini, dengan masa tahanan beserta remisi yang diberikan, Manusia bisa bebas dan berkumpul lagi dengan keluarganya.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, Rabu (17/8) siang di Lapas Perempuan Kelas III Mataram saat penyerahan remisi oleh memberikan pesan-pesan kepada para narapidana, termasuk Manusia.
“Sabar, jangan masuk lagi, jangan berbuat kayak gitu lagi. Sekolah yang rajin,” kata Manusia, saat mengulang pesan yang disampaikan oleh Gubernur NTB kepadanya.
Ia mengatakan, setelah kembali ke keluarga dan masyarakat, dia akan melanjutkan sekolahnya. Saat ini, Manusia sedang menempuh pendidikan akhir untuk tingkat SMA. “Masih tetap sekolah. Saya melanjutkan sekolah. Sekarang kelas 3 SMA. rasanya senang,” katanya.
Semangat Manusia untuk melanjutkan pendidikannya agar bisa meraih cita-citanya sebagai seorang TNI. “Kalau cita-cita saya jadi TNI,” ungkapnya.
Masa hukuman selama tujuh bulan yang diterima di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Lombok Tengah, menjadi pelajaran berharga dalam hidupnya. Sehingga dirinya bertekad untuk tidak mengulanginya kembali.
“Ini saya anggap sebagai pelajaran,” ucap Manusia. Selain itu, selama dalam tahanan ia mengaku tetap mendapatkan materi pelajaran sekolah. Tidak saja materi pelajaran berupa teori, para narapidana anak mendapatkan pelatihan keterampilan.
“Pembinaan, terus belajar juga dan gurunya sudah ada disana. Materi pelajar tetap dan kita tetap belajar,” katanya.
Keterampilan yang diajarkan di dalam tahanan yaitu seperti las, sablon dan keterampilan lainnya. Setelah keluar dari LPKA, keterampilan yang dimiliki bisa menjadi modal untuk mencari pekerjaan atau membuka lapangan pekerjaan sendiri. “Keterampilan juga, las sablon. Banyak skil. Las dan sudah bisa tapi belum mahir,” ujarnya. (azm)