Mataram (Inside Lombok) – Kondisi cuaca tak menentu yang terjadi belakangan ini menjadi kekhawatiran bagi petani tembakau. Pasalnya hujan yang menerjang tanaman tembakau di Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur berpotensi membuat petani gagal panen.
“Data kita sekitar 9.819 hektare lahan tembakau terdampak. Itu dirata-ratakan 1,7 ton per hektare, maka diperkirakan kehilangan sekitar 17.200 ton. Itu rata-rata baru mengeluarkan biaya Rp35 juta per hektare. Itu modal petani rugi sekitar Rp344 miliar rupiah yang ada di Lombok Tengah dan Lombok Timur,” kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau (APTI) NTB, Sahminudin, Senin (24/7).
Dikatakan, dengan kondisi cuaca tidak menentu maka tidak menutup kemungkinan petani tembakau bisa merugi. Pasalnya hasil panen bisa saja tidak akan sebanyak seperti panen-panen sebelumnya. Apalagi biaya dikeluarkan cukup besar untuk menanam tembakau ini.
“Keuntungan petani tembakau hilang dari sekitar 9.819 hektare lahan tembakau yang terdampak hujan mencapai Rp 250 miliar lebih. Jika dihitung modal petani dengan keuntungan itu hampir sekitar Rp600 miliar yang hilang 9.819 hektare lahan tembakau,” terangnya.
Sementara itu, NTB pada 2023 ini mendapat DBHCHT sebesar Rp447 miliar. Dimana penggunaan DBHCHT sekitar 40 persen untuk kesehatan, kemudian 30 persen untuk bantuan, dan 20 persen untuk mutu tembakau dan mutu industri hasil tembakau, serta 10 persen untuk pemberantasan rokok ilegal.
“Iya memang dikasih 10 persen untuk budidaya tembakau dan 10 persen untuk industri rokok. Tapi 30 persen untuk bantuan yang tidak jelas ini tergantung dari komitmen kepala daerah,” ucapnya.
Untuk ini para petani berharap agar pemerintah memperhatikan kondisi petani, terutama mereka yang terancam gagal panen. Akibat kondisi cuaca tidak menentu, sehingga merendam sejumlah tanaman tembakau petani.
“Kami harapkan pemerintah agar memberikan perhatian lebih dalam menyikapi dampak tanaman tembakau para petani. Karena tidak sedikit para petani ini berhutang untuk memodali tanaman tembakau mereka,” imbuhnya. (dpi)