Lombok Tengah (Inside Lombok) – Sky eksebisi pekan olahraga provinsi (Porprov) NTB Paralayang akan digelar di Sky Lancing, Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah (Loteng) pada 20-23 Oktober mendatang. Agenda ini sekaligus menyambut rencana Sky Lancing sebagai tuan rumah event paralayang internasional.
Komandan Pangkalan Udara Bizam, Kolonel Pnb Kargono mengatakan eksebisi Porprov Paralayang di Sky Lancing merupakan lanjutan kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pada ajang Kejuaraan Nasional Paralayang sebelumnya mendapat antusiasme tinggi dari para olahragawan.
“Eksebisi Porprov Paralayang ini akan digelar 20-23 Oktober. Selain untuk menunjukkan kesiapan menjadi tuan rumah di ajang internasional, sekaligus menyongsong PON 2028 yang mana NTB dan NTT menjadi tuan rumah,” katanya.
Ia menjelaskan, Sky Lancing sebelumnya telah diresmikan oleh Aspotdirga KSAU Marsekal Muda TNI Bowo Budiarto sebagai tempat berlatih dan bertanding paralayang. “Pertandingan eksebisi ini memang harus rutin digelar untuk menguatkan mental, jang eksebisi nanti sekaligus melihat kesiapan atlet-atlet asal NTB,” urainya.
Dikatakan, dalam ajang Kejurnas Paralayang yang sebelumnya digelar mendapat animo yang cukup bagus. Ada sekitar 80 atlet dari NTB juga turut mengikuti kejuaraan tersebut. “Hal itu menunjukkan kita di NTB ini memiliki potensi atlet paralayang cukup banyak,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) NTB ini mengatakan, atlet paralayang harus sering mengasah kemampuan. “Kegiatan eksibisi ini tak membebani anggaran pemda. Ada dari sponsor,” terangnya.
Sky Lancing kini menjadi salah satu titik paralayang yang mendapat pengakuan nasional. Dalam kejuaraan sebelumya ada puluhan atlet dari Papua, Sulawesi Tengah, Bali, Jawa Timur, dan Jakarta.
Ia optimis bahwa olahraga udara atau aero sport dapat dilaksanakan di NTB berjalan lancar terlebih lokasi tersebut tidak jauh dari salah satu destinasi unggulan Indonesia yaitu KEK Mandalika. “Olahraga ini sekaligus menjadi salah satu sarana promosi pariwisata,” pungkasnya. (fhr)