Lombok Tengah (Inside Lombok) – Puluhan jemaah umrah yang diberangkatkan travel Mayyasah Wisata Mulya diduga ditelantarkan di Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu. Pasca-kasus tersebut, kantor travel yang beralamat di Kelurahan Tiwu Galih, Lombok Tengah (Loteng) itu terpantau lengang tanpa aktivitas.
Pantauan Inside Lombok, Selasa (11/4) siang lalu, terlihat kantor Mayyasah Wisata Mulya sepi aktivitas. Bahkan pintu gerbang kantor travel tersebut terlihat digembok.
Kasus penelantaran jemaah umrah oleh pihak travel ini terungkap saat sekitar 93 orang jemaah batal diberangkatkan ke Tanah Suci Makkah. Sebelum dipulangkan kembali ke Lombok, para jemaah itu dilaporkan terlantar di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta selama tiga hari.
Salah satu jemaah umrah yang gagal berangkat, Abdurrahman menceritakan jemaah yang berangkat dari Bandara Lombok pada 5 April lalu sebanyak 93 orang. Mereka kemudian tiba di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 11.00 WIB.
“Sekitar jam 12 si Iqbal (pemilik travel, Red) dipanggil sama Abah (Fadli Fadil Tohir) untuk ditanyakan kepastian keberangkatan. Waktu itu visa cuma ada baru 32, beberapa jam kemudian baru ada 13 jadi totalnya semua 45 visa,” katanya saat ditemui di Bandara Lombok beberapa waktu lalu.
Diceritakan, pihak travel menjanjikan untuk tetap berangkat sehingga mereka tetap menunggu. Namun berselang beberapa jam kemudian tak kunjung ada kejelasan dari pihak travel, sehingga pimpinan rombongan memutuskan untuk tidak berangkat.
“Akhirnya kita mengambil keputusan habis magrib. Karena pesawat akhirnya sudah berangkat kan sudah tidak ada kepastian untuk keberangkatan, akhirnya kita pergi ke hotel,” ujarnya.
Saat itu pihak travel juga tak kunjung membelikan tiket untuk keberangkatan dari Jakarta menuju Jeddah. Sehingga jemaah berangkat dari Lombok menuju Jakarta sebagian menggunakan dana pribadi.
“Sebelumnya dia (pihak travel) sudah berjanji bawa tiket Jakarta-Jeddah, Jeddah-Jakarta sudah disiapkan. Tapi tahu-tahunya kayak gitu,” kesalnya.
Jemaah lain yang juga gagal berangkat, Kamaruddin mengaku sangat kecewa dan sedih tidak jadi berangkat umrah. Namun dia ia berharap pihak travel akan bertanggung jawab. “Kami sebagai anak TGH Fadli Fadil Tohir menjaga nama baik beliau. Jangan sampai nama baik beliu rusak gara-gara travel ini. Itu yang harus dijaga,” katanya.
Kamaruddin mengaku membeli tiket dengan dana pribadi untuk berangkat dari Lombok menuju Jakarta. Padahal, biaya perjalanan umrah telah disetorkan kepada pihak travel sebesar Rp35 juta masing-masing jemaah.
“Beli tiket sendiri dari sini ke Jakarta. Sampai Jakarta baru tahu tertipu itu sekitar jam empat,” tandasnya.
Para jemaah pun diakuinya berharap semua biaya yang telah disetorkan bisa dikembalikan, sesuai perjanjian yang diputuskan pihak travel. “Harapan kami sesuai dengan perjanjian yang ditulis itu, uang akan dikembalikan untuk masing-masing jamaah, selebihnya tergantung arahan Abah,” pungkasnya. (fhr)