24.5 C
Mataram
Jumat, 4 Oktober 2024
BerandaBerita UtamaDipicu Pengiriman ke Luar Daerah, Stok Beras Menipis sampai Harga Ikut Naik

Dipicu Pengiriman ke Luar Daerah, Stok Beras Menipis sampai Harga Ikut Naik

Mataram (Inside Lombok) – Harga beras di sejumlah pasar tradisional yang tinggi banyak dikeluhkan masyarakat. Lonjakan harga beras tidak hanya diakibatkan faktor cuaca ekstrem, melainkan juga adanya pengiriman beras ke luar daerah. Sedangkan tahun ini belum memasuki masa panen.

Wakil Ketua Komisi II Bidang Perekonomian DPRD NTB, Abdul Rauf Wahab mengatakan pemerintah melalui TPID harus segera lakukan pengendalian secara intens. Saat ini harga beras medium yang sebelumnya berkisar Rp9.500-10.000 per kilogram (kg) kini menjadi Rp13.000-14.000 per kg.

“Karena dikeluarkannya beras ke luar daerah seperti Pulau Jawa, memicu cadangan beras terbatas atau menipis,” ujar Abdul, Kamis (9/2).

Meski demikian, lonjakan harga tak akan berlangsung lama. Karena tak lama lagi pada akhir bulan ini akan terjadi panen raya hingga Maret 2023 mendatang. Maka pemerintah harus meningkatkan antisipasi apalagi bulan Maret akan memasuki bulan Ramadhan.

- Advertisement -

“Langkah antisipasi ini harus segera dilakukan agar jangan sampai daya beli masyarakat semakin menurun sementara harga terus melonjak,” ucapnya.

Lebih lanjut, masyarakat khususnya kaum ibu-ibu di satu sisi sangat memprioritaskan kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi segera. Berdasarkan teori ekonomi, harga komoditas suatu barang akan naik harga jika ketersediaan komoditas berkurang atau sedikit. Sementara permintaan akan komoditas itu kian bertambah.

“Sehingga kita DPRD NTB menekankan agar tidak mengirim beras keluar. Penuhi dulu stok dalam daerah agar tidak langka,” imbuhnya.

Politisi Demokrat ini juga mengingatkan, agar Perum Bulog dapat pastikan ketersediaan bahan pangan ini. Serta menyerap sebanyak-banyaknya beras saat panen raya tiba. Agar dapat menstabilkan harga dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Kita apresiasi Langkah Perum Bulog yang menyuplai beras ke pasar-pasar tradisional. Tapi harus diperhatikan, kualitas beras yang disuplai harus baik. Sehingga tidak menimbulkan komplain di masyarakat. Pedagang juga diimbau menjual beras harus ikuti harga eceran tertinggi (HET),” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer