Mataram (Inside Lombok) – Dinas Perdagangan (Disdag) Nusa Tenggara Barat ikut membantu mempersempit ruang gerak praktik rentenir dengan mengadakan beberapa kali pasar lelang komoditas agro setiap tahunnya.
Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj Putu Selly Andayani, saat pembukaan pasar lelang komoditas agro ke-2 pada 2019, di Mataram, Kamis, mengatakan pasar lelang komoditas agro bisa menjadi wadah pertemuan antara para penjual dan pembeli yang merupakan petani atau pelaku usaha mikro, kecil dan menengah untuk bertransaksi secara transparan.
“Selama ini penjual sering tertipu sama oknum pengusaha. Nah di pasar lelang ini, kita bisa lihat langsung penjual dan pembeli bertransaksi. Ada perjanjian-perjanjian harga dan waktu pengiriman barang. Dengan begini bisa mengurangi praktik rentenir,” katanya.
Selly menjelaskan kegiatan pasar lelang “forward” komoditas agro sebagai upaya efisiensi perdagangan dengan memperpendek rantai pemasaran dan mendukung perekonomian daerah serta membentuk harga referensi.
Dengan pasar lelang tersebut para petani juga bisa merencanakan pola tanam yang baik, sehingga harga yang akan diterima diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani.
Para petani yang ikut dalam kegiatan pasar lelang komoditas agro itu memperoleh manfaat berupa adanya kepastian pasar hanya dengan membawa sampel barang yang akan dijual. Transaksi jual beli dapat dilakukan meskipun barang belum diproduksi.
Sementara manfaat untuk kalangan pengusaha, adanya kepastian untuk mendapatkan komoditas yang diinginkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
“Manfaat lain, pengusaha dapat mengatur persediaan barang sesuai dengan permintaan pasar serta harga komoditas yang dibeli bisa lebih kompetitif,” ujarnya.
Dalam pasar lelang komoditas agro ke-2 pada 2019 tersebut, sebanyak tiga komoditas berhasil ditransaksikan oleh penjual dan pembeli dengan nilai transaksi mencapai Rp3,35 miliar.
Komoditas yang ditransaksikan adalah beras C4 sebanyak 180 ton yang dibeli oleh dua orang pengusaha, masing-masing 80 ton dengan harga Rp9.500 per kilogram, dan 100 ton dengan harga Rp9.000 per kilogram. Total nilai transaksi sebesar Rp1,66 miliar.
Dua komoditas lainnya adalah garam sebanyak 20 ton dengan harga beli Rp75.000 per karung, dan biji jambu mente sebanyak 10 ton dengan harga Rp19.500 per kilogram.
Ada juga komoditas lain yang ditawarkan dalam pasar lelang komoditas agro tersebut, seperti bawang merah, bawang putih, kopi, rumput laut, dan wortel. Namun belum ada kecocokan harga antara penjual dengan pembeli yang berasal dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. (Ant)