Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram melakukan pendataan terhadap nelayan terdampak abrasi pantai. Pendataan yang dilakukan juga termasuk alat tangkap nelayan yang hanyut terbawa gelombang pasang akibat cuaca ekstrem.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram, H. Irwan Harimansyah mengatakan selain mendata nelayan yang kehilangan alat tangkapnya akibat abrasi, DKP juga mendata kondisi semua nelayan untuk diusulkan mendapatkan bantuan kebutuhan pokok di Dinas Sosial (Dinsos).
“Tim kami saat ini sedang turun melakukan pendataan ke nelayan, sekaligus mencari tahu apakah ada alat tangkap nelayan seperti perahu, jaring, dan lainnya yang terbawa arus,” katanya, Selasa (27/12) di Mataram.
Disebutkan Irwan, jumlah nelayan dan buruh nelayan di Kota Mataram yaitu sekitar 1.700 orang, tersebar di Kecamatan Sekarbela dan Ampenan. Ribuan nelayan ini diusulkan agar selama tidak melaut bisa mendapatkan dari Pemerintah Kota Mataram.
“Mereka (1.700 orang, Red), sudah kami usulkan untuk mendapatkan bantuan ke dari Dinsos. Kita usulkan yang terdampak dan tidak, sebab selama cuaca ekstrem nelayan rata-rata tidak melaut,” katanya.
Di sisi lain, sambung Irwan, untuk memenuhi kebutuhan pokok para nelayan selama tidak melaut, sejumlah kelompok istri nelayan juga melakukan kegiatan pengolahan hasil. Seperti dengan membuat abon ikan, bakso ikan dan produk olahan ikan lainnya.
Saat ini, kelompok istri nelayan yang salah satunya aktif melaksanakan kegiatan pengolahan hasil ada di Lingkungan Gatep. “Jadi ibu-ibu ini sudah menyiapkan diri, sehingga bisa membantu pemenuhan kebutuhan ketika suami mereka tidak melaut saat angin barat,” katanya.
Pihaknya berharap, kegiatan serupa juga dapat dilakukan oleh istri-istri nelayan di lingkungan lainnya sehingga bisa menjadi alternatif tambahan penghasilan. “Kalau untuk kegiatan pelatihan-pelatihan pengolahan hasil, sudah kita berikan secara bertahap,” katanya.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi cuaca ekstrem yang terjadi selama sepekan, sehingga menyebabkan abrasi pantai pada sepanjang 9 kilometer pantai di Kota Mataram. Bahkan data sementara BPBD Kota Mataram mencatat 103 KK terdampak dan 23 unit rumah rusak berat. (azm)