Lombok Tengah (Inside Lombok) – Petrokimia Gresik yang merupakan perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia mendorong peningkatan produktivitas pertanian di NTB. Apalagi NTB dikenal sebagai daerah lumbung pangan, untuk itu peningkatan dilakukan melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Inspirasi.
Program ini ditandai dengan panen raya padi pada lahan budidaya percontohan PPL Inspirasi di Kelurahan Leneng, Praya, Lombok Tengah, Kamis (9/2). Direktur Operasi dan Produksi (DOP) Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih mengatakan PPL Inspirasi merupakan program promosi komprehensif dari Petrokimia Gresik, bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat.
“Ini menjadi wujud komitmen perusahaan dalam mendorong kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produktivitas pertanian, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo,” ujar Digna Jatiningsih, Kamis (9/2).
PPL Inspirasi merupakan key farmer bagi petani di masing-masing wilayah kerjanya. Mereka bertugas memberikan sosialisasi pemupukan berimbang dan kawalan budidaya pada lahan demonstration plot (demplot). Di NTB, PPL Inspirasi menyasar subsektor pangan dan hortikultura mulai dari tanaman padi, jagung dan semangka.
“Ada sebanyak 43 PPL Inspirasi yang telah dilatih oleh Petrokimia Gresik. Mereka tersebar di empat Kabupaten yang ada di NTB, yaitu Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima,” tuturnya.
PPL Inspirasi ini juga akan berkolaborasi dengan tenaga agronomi Petrokimia Gresik melalui layanan Mobil Uji Tanah. Dari layanan ini petani dapat mengetahui kandungan tanah di lahannya secara langsung. Petani juga mendapatkan rekomendasi pemupukan tepat dan berimbang sesuai kondisi tanah dan kebutuhan tanaman.
Adapun rekomendasi pemupukan pada lahan demplot di Kelurahan Leneng menggunakan pupuk nonsubsidi, yaitu dengan mengaplikasikan pupuk NPK Phonska Plus dan Urea.
“Pada panen raya ini, produk unggulan Petrokimia Gresik mampu meningkatkan produktivitas padi sebesar 9,3 persen. Dimana pada panen sebelumnya menghasilkan padi sebesar 8,816 ton per Hektare, sekarang meningkat menjadi 9,632 ton Hektare,” jelasnya.
Dari peningkatan panen tersebut, lanjutnya, petani mendapatkan tambahan pendapatan 4,2 juta/Ha. Keberhasilan ini menunjukan bahwa penggunaan pupuk nonsubsidi berbanding lurus dengan hasil panen yang didapat.
“Pilot project ini memiliki andil berkontribusi perusahaan terhadap kebutuhan beras nasional. Kami berharap demplot ini dapat diduplikasi petani lain di sekitar,” katanya.
Sementara itu, Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri mengatakan ini memberikan harapan baru untuk selanjutnya memenuhi kebutuhan pupuk bagi masyarakat yang cukup besar. Dimana hampir 34 ribu pupuk urea yang dibutuhkan di 50 ribu lahan basah yang ada.
“Tentu ini menjadi harapan kita, tetap kita semangat berkolaborasi bersinergi kedepannya sehingga beras kita tetap surplus dan memenuhi kebutuhan masyarakat kita yang ada di kabupaten Lombok Tengah dan sekitarnya,” ujarnya. (dpi)