Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bakal melakukan pelebaran jalan di kawasan Karang Sidemen, Lombok Tengah sepanjang 7 kilometer. Pelebaran jalan ini dilakukan untuk mendukung sekitar kawasan, karena adanya pembangunan proyek kereta gantung rinjani yang sudah dilakukan groundbreaking pada Desember 2022 lalu.
“Rencana pelebaran jalan ini ada dua usulan. Pertama, peningkatan status jalan kabupaten menjadi jalan provinsi dan kedua pelebaran jalan dari pintu gerbang ke atas,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) NTB, Ridwan Syah, Kamis (12/1).
Pihaknya sudah melakukan survei dan menyiapkan desain untuk pelebaran jalan itu. Nantinya jalan yang akan dilebarkan minimal menjadi 6 meter tersebut akan dimulai dari Desa Karang Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah.
“Konsekuensinya akan ada pembebasan lahan kiri kanan. Sekarang sedang berproses di kehutanan,” tuturnya.
Anggaran untuk pelebaran jalan tersebut diproyeksi akan menelan biaya mencapai Rp15 miliar. Namun, anggarannya bukan berasal dari Pemprov NTB, melainkan dari investor pembangunan kereta gantung rinjani, yakni PT Indonesia Lombok Resort.
Rencananya investor yang melaksanakan perbaikan jalan, bukan pemerintah daerah. Di mana hal tersebut untuk kepentingan mereka dan jalan ini non status, bukan jalan provinsi atau kabupaten.
“Namun jalan menuju ke sana itu non status, karena areal-nya melewati hutan. Jadi kewenangan di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH),” terangnya.
Dikatakan, pelebaran jalan dari Karang Sidemen bersamaan dengan pembangunan kereta gantung, sehingga begitu kereta gantung selesai di bangun, infrastruktur jalan juga sudah siap. Untuk standar jalan yang dilebarkan ini nantinya sesuai dengan standar PUPR. Pihaknya saat ini sedang mendesain untuk diserahkan ke investor.
“Sambil mereka membangun infrastruktur kereta gantung, kita berharap jalannya juga di bangun,” ucapnya.
Sebagai informasi, pembangunan kereta gantung ini akan dimulai di Desa Karang Sidemen, Lombok Tengah, dengan luas lahan yang digunakan untuk kereta gantung tersebut mencapai 500 hektare (Ha) dan panjang jalur kereta mencapai 10 kilometer. Nantinya fasilitas itu juga dilengkapi pendukung lainnya. Pembangunan fasilitas wisata ini menelan anggaran Rp2,2 triliun dan dibangun di luar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Lokasi puncak pemberhentian kereta gantung terletak sekitar 2 kilometer di bawah Pos Plawangan Rinjani. (dpi)