Mataram (Inside Lombok) – Kematian tragis seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Dusun Sangiang, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Rizkil Watoni (RW), tengah menjadi sorotan. Ia ditemukan tewas gantung diri, diduga setelah mendapat tekanan dan intimidasi oleh oknum anggota di Polsek Kayangan saat menjalani pemeriksaan terkait dugaan pencurian telepon genggam. Kematian RW pun sembat membuat masyarakat geram, hingga melakukan perusakan kantor Polsek Kayangan.
Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Muhammad Kholid mengatakan terkait kematian RW dan perusakan Polsek Kayangan itu, pihaknya masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. “Saat ini ada empat orang yang masih diperiksa. Ditkrimum dan Propam juga sudah turun untuk melakukan penyelidikan,” ujarnya, (25/3).
Menurut informasi yang beredar, RW awalnya diduga tidak sengaja membawa telepon genggam milik pegawai salah satu minimarket karena bentuknya yang mirip dengan miliknya. Setelah menyadari kesalahannya, ia berniat mengembalikan ponsel tersebut. Namun, sebelum hal itu terjadi, pihak kepolisian Polsek Kayangan datang dan mengamankan RW sebagai terduga pelaku.
Kematian RW memicu kemarahan warga setempat. Pada 17 Maret malam, massa merusak fasilitas di Polsek Kayangan sebagai bentuk protes terhadap dugaan tindakan intimidatif hingga pemerasan yang dialami korban. Orang tua RW pun meyakini kematian anaknya bukan sekadar bunuh diri, melainkan akibat tekanan mental yang diterimanya saat berada di kantor polisi. Bukti di ponsel Rizkil serta kesaksian keluarga semakin menguatkan dugaan ini.
Kholid menegaskan Polda NTB akan terus mengusut kasus ini hingga tuntas. “Kami akan tetap melakukan pemeriksaan mendalam, jadi harap bersabar menunggu hasilnya,” pungkasnya. (gil)