Mataram (Inside Lombok) – Masyarakat NTB, khususnya Suku Sasak sangat terbuka dengan kunjungan wisatawan. Ketua Majelis Adat Sasak (MAS), Lalu Bayu Windia mengatakan keterbukaan ini diwujudkan dari rasa aman dan nyaman yang diberikan kepada para wisatawan.
“Polda NTB dan pihak terkait tentu saling bekerja sama dalam memberikan keamanan dan kenyamanan para delegasi,” katanya, Rabu (9/11) di Mataram.
Kedatangan wisatawan ini lanjut Bayu juga akan memberikan dampak ekonomi. Sehingga pelaku UMKM harus memanfaatkan peluang tersebut. “Peluang itu harus ditangkap,” ujarnya, Selasa (8/11)22).
Dicontohkan, gelaran KTT G20 di Bali adalah upaya pemerintah pusat dalam peningkatan ekonomi, pariwisata maupun UMKM. “Pemerintah pusat sudah membuka peluang, tinggal pemerintah Provinsi NTB bagaimana menangkap peluang tersebut,” katanya.
Sama halnya dengan Ketua MAS, Dr. Lalu Ari Irawan selaku Sekjen BP MAS juga menyampaikan keterbukaan masyarakat NTB dalam menerima kunjungan. Karakteristik masyarakat di NTB cukup mudah menerima kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
“Itu tidak banyak persoalan. Namun peluang ini harus ditangkap, kan jarang ada peluang seperti ini,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk menarik minat peserta KTT G20 berkunjung ke NTB, pemerintah daerah diharapkan juga perlu menggelar kegiatan-kegiatan. Sehingga setelah kunjungan atau sebelum kegiatan KTT G20 digelar, peserta bisa datang ke NTB. “Kita di Pulau Lombok ini pulau parade, setiap hari kita ada parade. Jadi kalau mau lihat parade ya ke Lombok saja,” katanya.
KTT G20 yang digelar di Bali juga bisa dijadikan kesempatan oleh pemerintah daerah untuk menarik investor datang ke NTB. Sehingga investasi di NTB bisa lebih meningkat. “Karena yang kumpul ini adalah orang-orang penting dunia,” ujarnya.
Ia menyayangkan, pada event skala internasional G20 NTB disebut belum mengambil banyak peran pada event tersebut salah satunya untuk penyediaan souvenir atau produksi UMKM lainnya. Padahal ini kesempatan yang sangat potensial untuk mempromosikan produk-produk yang dihasilkan.
“Kita kurang menangkap peluang ya. Tapi kalau keterbukaan masyarakat NTB ya sangat terbuka,” pungkasnya. (azm)