27.5 C
Mataram
Senin, 22 Desember 2025
BerandaBerita UtamaGaris Kemiskinan NTB Naik Tipis, Pengeluaran Jadi Rp556.846 per Bulan

Garis Kemiskinan NTB Naik Tipis, Pengeluaran Jadi Rp556.846 per Bulan

Mataram (Inside Lombok) – Garis kemiskinan di NTB menunjukkan sedikit peningkatan pada Maret 2025. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, garis kemiskinan per kapita per bulan di NTB mencapai Rp556.846. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 3,05 persen dibandingkan dengan September 2024.

Kepala BPS NTB, Wahyudin, mengungkap bahwa kenaikan ini menjadi perhatian, mengingat pergeseran angka dari Rp540.339 per kapita per bulan pada September 2024 menjadi Rp556.846 Maret 2025 846 per kapita per bulan. Dibandingkan September 2024, Garis Kemiskinan naik sebesar 3,05 persen. Sementara jika dibandingkan Maret 2024, terjadi kenaikan sebesar 4,14 persen. Meskipun demikian, posisi NTB masih relatif baik dibandingkan dengan kondisi nasional.

“Garis kemiskinan nasional untuk makanan dan non-makanan pada Maret tahun 2025 itu sebesar Rp609.160 per kapita. Jadi, kita berada di bawah angka nasional untuk garis kemiskinan,” ujarnya, Jumat (25/7).

Analisis lebih lanjut dari data BPS menunjukkan bahwa peran komoditas makanan masih mendominasi pembentukan garis kemiskinan di NTB. Sebanyak 75,86 persen dari garis kemiskinan disumbang oleh pengeluaran untuk kebutuhan pangan, sementara sisanya 24,14 persen berasal dari kebutuhan non-makanan. Hal ini mengindikasikan bahwa fluktuasi harga bahan pokok memiliki dampak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi ini.

“Beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni sebesar 26,72 persen di perkotaan dan 31,99 persen di pedesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK 8,00 persen di perkotaan dan 5,50 persen di pedesaan,” jelasnya.

Pola ini terlihat konsisten di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Di perkotaan, komponen makanan selalu menjadi penyumbang terbesar garis kemiskinan, demikian pula di pedesaan. Ini menegaskan bahwa akses dan stabilitas harga pangan adalah kunci utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di NTB.

Jika melihat data perubahan persentase pengeluaran per kapita antara September 2024 dan Maret 2025 menurut desil juga memberikan gambaran menarik. Secara umum, pengeluaran per kapita dari setiap desil mengalami peningkatan, menunjukkan adanya perbaikan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Namun, ada pengecualian yang mana ada tiga desil mengalami penurunan.

“Terdapat pengeluaran per kapita yang mengalami penurunan antara lain pada desil 2, desil 8, dan desil 9 untuk wilayah perkotaan. Penurunan ini jadi perhatian khusus untuk memahami faktor-faktor spesifik yang memengaruhi kelompok masyarakat di desil-desil tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu, jika dihitung per rumah tangga, garis kemiskinan di NTB pada Maret 2025 adalah Rp2.377.732/bulan per rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 6,55 persen dibanding kondisi September 2024 yang sebesar Rp2.231.600/bulan. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin sebanyak 4,27 orang di Maret 2025. “Angka tersebut sedikit lebih tinggi di perkotaan, yakni Rp2.451.198 per rumah tangga, sementara di pedesaan tercatat Rp2.293.438 per rumah tangga,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer