32.5 C
Mataram
Minggu, 19 Mei 2024
BerandaBerita UtamaGelaran Event Tak Berdampak Bagi Perajin Tenun

Gelaran Event Tak Berdampak Bagi Perajin Tenun

Mataram (Inside Lombok) – Sejumlah gelaran event nasional maupun internasional yang banyak dilaksanakan di NTB diharapkan memberikan dampak bagi para pelaku UMKM, seperti para perajin kain tenun yang ada di wilayah Sukarara Lombok Tengah. Pasalnya, para penenun di desa penyangga KEK Mandalika itu sampai saat ini tak merasakan dampak dari banyaknya event internasional yang digelar.

Mengingat tamu-tamu yang datang pada saat gelaran event cukup banyak. Namun tidak ada wisatawan yang berkunjung ke sentra perajin tenun Sukarara. Padahal dengan adanya event tersebut diharapkan mampu mendongkrak pendapatan para perajin di wilayah tersebut.

“Memang event-event tidak ada pengaruhnya. Sebenarnya karena tamu yang datang ke sini ada yang memandunya atau guidenya,” ungkap Karyawan Art Shop Bahri di Desa Sukarara, Sardi, Selasa (25/10).

Mewakili perajin, Sadri berharap di tengah banyaknya event yang digelar pemerintah, para wisatawan dapat diharapkan datang berkunjung. Sebab, kunjungan wisatawan dinilai mampu mendongkrak pendapatan para perajin di wilayah tersebut. Namun karena setiap event biasanya akan ada lapak-lapak yang tersedia sehingga lebih banyak tamu-tamu membeli disana, dibandingkan mendatangi sentra perajin tenun di Sukarara.

- Advertisement -

“Lapak-lapak yang disiapkan pemerintah dalam event terbatas. Kita harap ada wisatawan yang datang kesini juga, sekalian mereka juga bisa lihat proses pembuatannya,” imbuhnya.

Di sisi lain untuk kondisi sekarang memang jauh lebih baik terutama pada pendapatan mereka. Lain halnya ketika pandemi Covid-19 pendapatan mereka sebagai perajin minim. Pada posisi sebelum pandemi mencapai 100 mobil per hari. Bahkan, akibat pandemi ini perajin terpaksa menurunkan harga kain sehingga omset yang mereka peroleh pun turun drastis.

“Dulu itu bisa sampai Rp50 juta, sekarang paling Rp3 juta. Karena tidak banyak yang datang dan kalaupun datang itu tidak semuanya belanja, hanya beberapa saja. Kadang-kadang sampai malam masih buka,” ucapnya.

Sementara itu, proses pembuatan tenun songket pun bervariasi ada hitungan hari, minggu bahkan bulanan. Sedangkan untuk harganya sangat bervariasi mulai dari Rp50 ribu sampai jutaan tergantung jenis motif dan ukurannya. Adapun bahan tenun yang berjenis sutra harganya bisa mencapai Rp7 juta.

“Proses pembuatan tenun itu tergantung motif yang diinginkan,” ujarnya. Di sisi lain kerajinan tenun yang dimiliki Desa Sukarara ada dua jenis yaitu Tenun Songket Sasak dan Tenun Ikat Lombok. Tenun Songket Sasak biasanya dikerjakan oleh perempuan dan Tenun Ikat Lombok bisa dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan.

“Kerajinan tenun songket ada yang sudah jadi ditenun oleh warga sekitar, bukan hanya dibuat di Sukarara Village. Tapi ada juga sudah jadi dari warga itu dibawa ke Sukarara Village untuk dipasarkan,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer