Mataram (Inside Lombok) – Pembangunan daerah melalui investasi terus digenjot dari berbagai sektor. Baik sektor pariwisata maupun tambang. Termasuk investasi di bidang pangan, seperti megaproyek Modern Rice Milling Plant (MRMP) dan Corn Drying Center (CDC) baik di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yang nilainya mencapai Rp93,6 Miliar.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, H Fathul Gani mengatakan NTB dikenal sebagai lumbung pangan nasional dengan produksi padi di atas 1 juta ton per tahun atau sekitar 900 ribu ton setara beras. Jumlah tersebut masih surplus jika melihat kebutuhan beras masyarakat NTB dengan setiap tahunnya kisaran Rp500 ribu ton. Kondisi yang sama juga pada komoditas jagung.
“Upaya Bulog dalam membangun MRMP dan CDC sangat tepat. Apalagi proyek tersebut diketahui jumlahnya masih terbatas dan satu-satunya di wilayah timur Indonesia,” ujar Fathul Gani, Selasa (20/12).
Pembangunan MRMP di Kabupaten Sumbawa dan CDC di Kabupaten Dompu diproyeksikan dapat mulai beroperasi pada 2023 mendatang. Belum lagi rice to rice (RTR) yang dibangun di Kecamatan Sikur, Lombok Timur yang sudah beroperasi dalam 1 tahun terakhir. Dengan nilai investasi MRMP Rp80 Miliar dan CDC Rp13,6 Miliar.
“Jadi total investasi dari kedua megaproyek bidang pangan tersebut mencapai Rp93,6 Miliar,” tuturnya.
Gani menilai, adanya pabrik penggilingan modern tersebut diyakini juga dapat membantu NTB dalam mengembangkan sektor pertanian dan menjadi penyemangat dalam mendorong produktivitas sektor pertanian khususnya padi dan jagung di masa mendatang.
“Keberadaan itu kan bisa menjadi penyemangat bagi petani, karena produksi mereka bisa diolah di penggilingan modern dan hasilnya pasti akan bagus untuk masyarakat kita,” katanya.
Untuk itu pihaknya, saat ini tengah mendorong bagaimana produksi padi dan jagung di Pulau Sumbawa terus meningkat, begitu juga di Pulau Lombok. Nantinya akan banyak gabah petani yang diserap bulog dan diproses melalui penggilingan modern itu.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Abdul Muis Sayyyed Ali mengatakan tujuan dari dibangunnya proyek tersebut untuk mendukung program pemerintah dibidang ketahanan pangan dan mengoptimalkan serapan gabah maupun jagung produksi petani yang relative melimpah setiap tahunnya.
“Adanya mesin itu kita bisa produksi beras berkualitas bisa dijadikan untuk operasi pasar murah, kendalikan harga. Selebihnya bisa untuk memenuhi kebutuhan daerah lain yang defisit,” ujarnya. (dpi)