Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah pusat menggelar gerakan pangan murah (GPM) secara nasional di 34 provinsi dan 256 kabupaten/kota di Indonesia. Kegiatan ini sebagai upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram, Lalu Alwan Basri mengatakan GPM sudah berjalan satu tahun lebih di Kota Mataram. Kegiatan ini dinilai sangat efektif untuk menekan harga kebutuhan pokok terutama menjelang hari besar keagamaan.
“Ini cuma dilaunching secara nasional, tapi gerakan sudah berjalan lama bersama BI dan lainnya, hingga pelaku usaha,” katanya Senin (26/6) pagi. Dijelaskan Alwan, kegiatan yang sama tidak saja digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) melainkan juga Dinas Perdagangan melalui pasar murah.
Di sisi lain, kinerja kepala daerah saat ini dinilai melalui upayanya dalam menekan inflasi. “Alhamdulillah Kota Mataram sangat berhasil dalam hal itu. Karena kita lakukan gerakan semacam ini dengan teman-teman pengusaha,” tegasnya.
Kegiatan GPM akan dilakukan secara berkelanjutan untuk terus menekan inflasi, melihat harga beberapa kebutuhan pokok masih cukup tinggi. Untuk memaksimalkan GPM, Pemkot Mataram akan menggelar secara merata di masing-masing wilayah.
“Misalnya nanti Dinas Perdagangan di mana, DKP juga nanti di mana. Nanti kita lakukan perubahan lokasi dan terus kita melakukan,” ujarnya. Kegiatan ini, sambung Alwan, direncanakan akan digelar setiap bulan di lokasi yang berbeda-beda. “Nanti kita gelar di lokasi yang berbeda agar bisa lebih merata,” lanjutnya.
Menurutnya, kegiatan operasi pasar murah adalah salah satu cara pemerintah menekan kenaikan inflasi yang dipengaruhi dari makanan. “Kalau yang dari makanan bisa kita mengendalikan,” ungkap mantan Asisten II Setda Kota Mataram ini.
Pada GPM ini, sebanyak 14 distributor yang ikut berpartisipasi salah satunya PT. Ruby Starindo. Harga yang diberikan lebih murah jika dibandingkan dengan pasaran. Misalnya telur yaitu sebesar Rp50-55 ribu per tray. Sementara harga di pasar yaitu Rp54-60 ribu per tray. (azm)