Mataram (Inside Lombok) -Kampanye sosial seperti pernikahan dini, korupsi, kekerasan dan lain lain dapat disampaikan ulang dengan revitalisasi materi dan media. Memadukan wayang dan teknologi bisa membuka pasar penikmat sekaligus memelihara budaya.
“Wayang virtual ini bisa menjadi cara baru menyampaikan pesan yang berat dari pemerintah tapi juga memelihara budaya,” ujar Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr H Zulkieflimansyah Se MSc menghadiri Sangkep Virtual Festival Berayan melalui daring, Rabu (27/04).
Sangkep atau pertemuan membahas eksistensi wayang di era digital dengan kearifan lokal Berayan menurut Bang Zul adalah jalan keluar. Pertunjukan wayang sebagai kesenian dan budaya beserta geliat ekonomi didalamnya memiliki peluang dikenal dunia. Untuk itu ia mengapresiasi para pegiat wayang untuk terobosannya menghidupkan wayang di era digital.
Abdul Latif Apriawan, pegiat budaya dari Bale Dalang mengatakan, selain Sekolah Pedalangan Wayang Sasak, komunitas wayang Sasak kerap menggelar pertunjukan dengan Berayan atau bergotong royong menyumbangkan sesuatu sesuai kebutuhan.
“Ada yang bawa soundsystem, alat perekam digital dan lain lain sehingga pertunjukan bisa terselenggara,” jelasnya.
Adapula bantuan berupa alat perekam dan smartphone agar para dalang bisa membuat konten pertunjukan dalang atau seputar pedalangan untuk diunggah ke media digital Youtube dan lainnya. Hasilnya, pertunjukan wayang virtual salah seorang dalang bisa ditonton ribuan orang lebih banyak dari pertunjukan konvensional.
H Safwan, Kepala Sekolah pedalangan Wayang Sasak mengatakan, kesulitan yang dialami para pelaku wayang sama di Indonesia. Dengan adanya kreatifitas dalam melakukan pertunjukan sedikit banyak membantu para dalang dalam berkreasi dan berekspresi.
“Namun untuk kebudayaan, kita masih banyak membutuhkan orang orang yang peduli dengan wayang untuk regenerasi dan pelestarian,” ungkapnya.