Lombok Timur (Inside Lombok) – Gubernur Nusa Tenggara Barat H Zulkieflimansyah menyapa nelayan di Telong Elong, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur NTB berdialog dengan para nelayan dan juga menyaksikan sendiri budidaya Lobster dengan keramba-keramba yang berada di tengah laut.
Dari pertemuan dengan nelayan dan melihat langsung potensi laut NTB ini, Gubernur NTB mendapatkan gambaran yang lebih jernih mengenai sejumlah persoalan yang dihadapi nelayan.
“Ternyata, hal-hal yang diinginkan nelayan kita sebenarnya tidaklah serumit yang dibayangkan. Nelayan kita punya harapan yang sederhana dan tidak muluk-muluk,” ujarnya di Lombok Timur, Rabu.
Menurutnya, nelayan hanya ingin agar pimpinan dan para pemangku kepentingan datang serta mendengar keluhan mereka. Lalu, menghadirkan solusi-solusi sederhana untuk mereka.
Doktor Zul sapaan Gubernur NTB menambahkan, dengan melihat langsung aktivitas nelayan di lapangan, ada banyak perspektif lain yang ditemukan.
“Memang banyak bedanya dengan cerita-cerita yang sering disampaikan di kantor-kantor kami,” ucapnya.
Menurutnya, tahun ini Pemprov NTB menyiapkan anggaran sekitar Rp236,76 miliar untuk 13 program pengentasan kemiskinan. Dari anggaran tersebut, nelayan juga mendapatkan alokasi anggaran yang cukup signifikan.
Untuk nelayan, Pemprov NTB menyiapkan program budidaya udang/motorisasi nelayan yang akan mendapat alokasi Rp3,2 miliar. Pemprov NTB akan memberikan dukungan kebijakan untuk budidaya udang bagi nelayan miskin di halaman rumah mereka.
Selain Pemprov NTB, kata Doktor Zul, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di NTB juga telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Diketahui baru-baru ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui UPT, Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) juga telah menggelar kegiatan pelatihan bagi istri nelayan.
Ia menyatakan, pelatihan ini digelar bekerjasama dengan Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP). Puluhan istri nelayan di Pantai Tanjung Karang Mataram, dilatih mengolah hasil tangkapan agar bisa memiliki nilai tambah.
“Kebijakan peningkatan nilai tambah melalui terbangunnya industri rumahan merupakan salah satu agenda kebijakan NTB Gemilang,” katanya. (Ant)