Mataram (Inside Lombok) – Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah menemui sejumlah pengusaha Malaysia yang tergabung dalam asosiasi Dagang Nexchange Berhad (DNeX) dan Dewan Perdagangan Islam Malaysia (DPIM) dalam lawatan kerja ke Malaysia untuk menjajaki kerja sama investasi.
NTB terbuka bagi setiap pengusaha yang tertarik berinvestasi di Lombok dan Sumbawa, bahkan akan memfasilitasi infrastruktur dan kemudahan perizinan untuk setiap investor.
“Kami ingin memperkenalkan NTB sebagai provinsi yang ramah bisnis dan investasi. Kami percaya, sebagai regulator dan pemegang kendali pembangunan di daerah, harus mempermudah arus investasi, terutama dari sektor swasta,” kata Zulkieflimansyah, di Kantor DPIM di kawasan Cyberjaya Selangor Malaysia, seperti dalam keterangan tertulis di Mataram, Sabtu.
Doktor Zul sapaan akrab Zulkieflimansyah ini mengatakan, Lombok dan Sumbawa memiliki banyak potensi untuk tujuan investasi, terutama industri pariwisata dan turunannya, termasuk infrastruktur dan pengelolaan sampah.
Sebagai peraih predikat The World Best Halal Tourism Destination (Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia) selama 2015 hingga 2019 dari berbagai lembaga nasional dan internasional, NTB disebutnya cocok dan akomodatif terhadap investor-investor Malaysia, yang punya perhatian terhadap persoalan industri halal atau moslem-friendly.
Beberapa kali NTB mendapatkan pengakuan sebagai tujuan wisata halal atau moslem-friendly tak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional.
“Ini jadi gayung bersambut dengan fokus bisnis (halal) para pengusaha di bawah Dnex dan DPIM yang tadi memaparkan bidang usahanya di depan saya. Ada Gili Meno misalnya, pulau kecil cantik yang kami kembangkan jadi pulau khusus untuk pulau keluarga, dalam terma moslem-friendly. Halal pharmacy juga ada pasarnya yang cukup besar dan potensial, baik di NTB maupun Indonesia secara umum,” jelasnya.
Ia mengatakan, pariwisata tak bisa dipisahkan dari persoalan pengelolaan sampah. Hal itu sebagai turunan konsekuensi logis industri pariwisata ke industri pengelolaan sampah. Portofolio sejumlah pengusaha Dnex dan DPIM di bidang pengelolaan sampah, bisa sejalan dengan kampanye program NTB sebagai “zero waste province”.
“Pengelolaan sampah menjadi salah satu perhatian dan prioritas kerja kami. Banyak pilihan cara dan teknologi yang sudah kami lakukan untuk menangani persoalan ini. Mulai dari sistem pemilahan dan daur ulang sampah melalui bank sampah, teknologi pyrolysis hingga black soldier fly (larva pasukan lalat hitam),” ucap Zul.
Pemangku Presiden DPIM, Mohammad Sahar Mat Din, menyatakan sangat merasakan keterbukaan dan optimisme kemudahan berinvestasi dari Pemprov NTB di bawah Gubernur Zul.
“Jadi saya yakinkan bagi semua yang hadir di majlis ini, masih ada empat tahun lagi bahkan lebih jika rakyat mengamanahkan kepada beliau, untuk mempercayakan investasi di NTB,” kata Sahar.
Sementara Presiden Direktur DNeX, Dato Samsul Husin, menyatakan mendapatkan kesan yang menarik dari NTB di mana banyak sektor yang bisa digarap oleh pengusaha-pengusaha DNeX yang bergerak dalam bisnis global halal, telekomunikasi, teknologi & informasi, oil dan gas hingga waste management.
NTB adalah kawasan yang punya kelimpahan sumber daya alam dan manusia. Perluasan perniagaan antarabangsa atau ke ranah global bagi pengusaha-pengusaha DNeX, bisa dimulai dengan melirik Lombok dan Sumbawa sebagai pasaran baru investasi.
“Apalagi DNeX sedang gencar mempromosikan perkhidmatan dan program halal saat ini, cocok dengan kawasan NTB yang juga punya platform bisnis moslem-friendly,” ungkap Dato Samsulz
Dalam sesi tanya jawab, sejumlah pertanyaan dari pengusaha mengemuka terkait jaminan kemudahan dan akses terhadap perizinan, hal yang kerap menjadi momok investasi.
“Ramah investasi adalah kunci kerja kami. Jadi akan kami permudah dan fasilitasi semuanya sebisa dan semaksimal mungkin yang bisa kami lakukan. Jadi silakan segera berinvestasi di NTB, kami siapkan segala keperluan untuk mempermudah bisnis anda,” kata Zulkieflimansyah. (Ant)