30.5 C
Mataram
Sabtu, 30 November 2024
BerandaBerita UtamaHarga Cabe Melambung, Kadis Perindag: Masyarakat Harus Kreatif dan Punya Siasat

Harga Cabe Melambung, Kadis Perindag: Masyarakat Harus Kreatif dan Punya Siasat

Lombok Barat (Inside Lombok) – Harga cabai di pasar tradisional yang ada di Lombok Barat setiap harinya mengalami perubahan dan semakin melambung tinggi. Saat ini pun harganya sudah mencapai angka Rp137 ribu perkilogramnya.

“Perubahan harganya setiap hari karena kita belanjanya setiap hari, kadang-kadang naik, kadang turun” ungkap Nur, salah seorang pedagang cabai di salah satu pasar tradisional di Lobar, Rabu (17/03/2021).

Tetapi saat ini, diakuinya sudah satu minggu harga cabai terus meningkat. “Kalau kemarin kita bisa dapat dengan harga Rp 130, tapi hari ini (Rabu, red) modalnya Rp 135” imbuhnya.

Dirinya menuturkan bahwa ia dan pedagang lainnya pun tidak berani mengambil stok cabai terlalu banyak. Karena selain harus mengeluarkan biaya mahal, tetapi karena para pembeli juga turut menjadi tak menentu lantaran kenaikan harga itu pun menjadi pertimbangan. Sehingga ia kadang hanya mengambil stok cabai sebanyak 2 kg saja.

“Kita gak berani sih stok banyak-banyak soalnya barangnya mahal. Dan kita harus beli yang segar” sebutnya.

Sehingga Kepala Dinas Perindag Lobar, H. Sabidin justru meminta para petani hingga ibu rumah tangga untuk dapat lebih jeli melihat keadaan saat ini dan bisa mensiasati fluktuasi harga cabai yang meningkat di musim penghujan ini.

“Ketika musim hujan kan cabai tidak bisa bertahan, banyak yang busuk. Sehingga itu lah penyebabnya kenapa harganya melonjak” aku dia.

“Cara mensiasatinya, paling tidak di depan rumahnya atau ada lahan-lahan sedikit itu bisa ditanami cabai. Kalau pun tidak ada halaman, bisa pakai pot atau polibag” terangnya.

Kemudian untuk mengantisipasi agar cabai tidak cepat busuk, kata dia, perlu juga adanya green house. Sehingga ia menyimpulkan, apabila upaya-upaya semacam itu, dapat dilakukan oleh para petani maupun para ibu rumah tangga di NTB terutama Lombok Barat, diharapkan dapat membuat situasi seperti yang terjadi saat ini bisa tetap stabil dan stok cabai akan aman.

“Kita kan ketahanan pangan itu yang paling utama” tegas dia.

Selain itu juga, kata Sabidin, penggunaan teknologi tepat guna yang diciptakan oleh IKM-IKM yang ada, itu dapat digunakan untuk mengawetkan cabai.

“IKM kita ini sudah mampu membuat alat seperti ini. Kalau para petani kita memiliki alat seperti ini, dia bisa melakukan penyimpanan cabai kering dengan alat itu. Nah itu juga kita dorong dari sana” tandas Kepala Disperindag Lobar ini.

- Advertisement -

Berita Populer