30.5 C
Mataram
Jumat, 22 November 2024
BerandaBerita UtamaHarga Jagung Anjlok, Distanbun NTB: Masih Menguntungkan Petani

Harga Jagung Anjlok, Distanbun NTB: Masih Menguntungkan Petani

Mataram (Inside Lombok) – Harga jagung yang anjlok dikeluhkan petani di NTB. Meski persoalan tersebut disebut tetap menjadi perhatian pemerintah, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB menilai harga jagung di tingkat petani dengan kisaran Rp4 ribu per kilogram (kg) masih menguntungkan.

Kepala Distanbun NTB, Muhammad Riadi menyebut jika dibandingkan dengan harga acuan pembelian di tingkat petani sebesar Rp3.150 per kg dengan kadar air 15 persen, harga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah dengan Rp4 ribu per kg masih menguntungkan petani.

“Dengan demikian harga jagung yang ada sekarang masih di atas harga acuan yang ditetapkan pemerintah,” ujar Riadi, Selasa (10/5).

Saat ini para petugas informasi pasar yang berada di masing-masing kabupaten/kota disebutnya tetap melakukan pemantauan harga tiap harinya. Sementara itu tindakan petani yang memilih untuk menimbun dan menunggu harga kembali stabil juga diakui tidak menimbulkan masalah.

“Tapi kami mengimbau, bagi petani yang ingin simpan jagung harus dalam kondisi betul-betul kering. Serta memiliki gudang yang representatif agar jagung yang disimpan tidak rusak,” jelasnya.

Berdasarkan data perkiraan produksi jagung April 2022 Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB jumlah produksi jagung NTB sebesar 524.118 ton. Dengan rincian di Pulau Sumbawa, Kabupaten Dompu sebesar 154.045 ton, Kabupaten Sumbawa sebesar 153.438 ton, Kabupaten Bima sebesar 114.084 ton, Kota Bima sebesar 21.077 ton, Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 14.053 ton. Sedangkan di Pulau Lombok, untuk Lombok Timur sebesar 29.636 ton, Lombok Tengah sebesar 14.157 ton, Lombok Utara sebesar 18.298 ton, Lombok Barat sebesar 5.322 ton, Kota Mataram nihil.

“April kemarin produksi jagung di NTB mencapai 500 ton lebih, paling besar itu di Dompu. Kalau di Mataram tidak ada hasil produksinya, karena tidak menanam,” terangnya.

Di sisi lain, Kabag Prokopim Setda Kabupaten Bima Suryadin menyampaikan naik turun harga jagung saat panen raya sudah biasa. Karena pada prinsipnya, harga komoditas itu tergantung dari kebutuhan pasar.

“Kalau tinggi permintaan pasar, pasti harga jagung nanti kembali naik. Begitu juga sebaliknya,” ujarnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer