Mataram (Inside Lombok) – Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan dalam pengembangan kain tenun lokal di NTB. Terutama melihat harga produksi yang terbilang masih tinggi, lantaran menggunakan benang yang didatangkan dari luar daerah dan manajemen pembuatan tenun yang belum terkoordinir dengan baik.
“Salah satu yang membuat mahal ini adalah benang, dan yang membuat mahal itu karena belum ada ekosistem yang terjalin, sehingga untuk membuat bagus harus membuat pewarna alam sendiri,” kata Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) Provinsi NTB, Nuryanti, Kamis (6/10) di Mataram.
Ia mengatakan untuk mendukung harga kain tenun bisa terjangkau serta proses pembuatan yang lebih singkat maka pihaknya akan melakukan perbaikan ekosistem bisnisnya. Di mana selama ini kain tenun diproduksi sendiri oleh pengrajin, mulai dari produksi benang yang diproduksi oleh penenunnya.
“Sehingga nanti IKM itu siap nenun. Jadi tidak lagi mintal-mintal (benang) sendiri,” ujar Yanti. Untuk memulai memproduksi benang di NTB, Pemprov akan memberikan pelatihan pembuatannya. Benang yang akan diproduksi bisa menggunakan serat nanas, sisal, serat kapas dan pelepah pisang.
“Tahun depan insyaallah. Sampai ada teknologinya. Sehingga IKM ini bisa menghasilkan benang yang siap pakai,” lanjut Yanti.
Tidak saja menciptakan IKM yang memproduksi benang, Disperin juga sudah melatih masyarakat untuk membuat pewarna alami. Namun sejauh ini belum ada masyarakat yang fokus untuk bidang tersebut.
“Kita akan mendorong lagi IKM pewarna alam sampai bubuk. Nanti itu nanti yang akan digunakan oleh penenun,” harapnya.
Selama ini benang yang digunakan kebanyakan dari luar daerah. Diakuinya, meksi sudah ada produksi benang di NTB, tapi hasilnya belum cukup halus. “Kami sudah koordinasi dengan Balai Besar Industri Tekstil Kementerian Perindustrian di Bandung, Insyaallah mereka akan melatih,” ujarnya.
Pelatihan yang akan diberikan yaitu cara untuk menghasilkan benang, sehingga tahun depan NTB sudah bisa memproduksi benang sendiri sebagai bahan dasar kain tenun. “Nanti juga kita akan bangun e-fashion. Ini akan kita bangun ekosistemnya. Jadi nanti dalam satu aplikasi itu akan terdata semuanya. Nanti IKM buat benang sehingga pasarnya ketemu nanti disitu,” pungkas Yanti. (azm)