Lombok Tengah (Inside Lombok) – Pengelola Dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Murbaya, Pringgarata, Lombok Tengah (Loteng) akan mengevaluasi penyediaan menu MBG untuk anak Sekolah. Evaluasi itu setelah insiden keracunan lima siswa SDN Repok Tunjang bulan April lalu, di mana hasil laboratorium menunjukkan makanan yang disajikan tercemar bakteri E.coli.
Kepala Dapur Zaini mengatakan pihaknya mengaku sudah didatangi Dinas Kesehatan Kabupaten Loteng dan Dinas Kesehatan Provinsi NTB. “Saran-saran beliau (Dinas Kesehatan, Red) terkait tempat cuci tangan sudah kami jalankan,” ujarnya saat dikonfirmasi Inside Lombok, Jumat (9/5).
Sebagai langkah antisipasi terjadinya keracunan kepada sisi terjadi kembali, pihaknya akan melakukan pelatihan terhadap tenaga dapur bersama dinas terkait. “Kami akan ada pelatihan Light Hygiene dari Dinas Kesehatan. Insyaallah dalam bulan ini. Ini untuk mendukung SDM di dapur,” imbuhnya.
Dijelaskan, lima siswa yang terkena keracunan usai mengkonsumsi menu MBG langsung sehat pada hari itu juga setelah ditangani oleh dokter di puskesmas. “Saat itu diberikan oralit oleh puskesmas. Hanya ada satu siswa yang kurang sehat, dan ternyata setelah pemeriksaan lebih lanjut, dia terindikasi DBD,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Loteng mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium makanan MBG terindikasi tercemar E.coli. “Sampel makanan yang diperiksa itu ada nasi putih kemudian kacang, tumis kangkung, telur bumbu dan buah salak. Yang terindikasi mengandung E-coli itu telur bumbu dan kacang goreng itu,” ujar Suardi, Kamis (8/5).
Suardi menyatakan, bahwa menu MBG yang terindikasi tercemar e-coli diduga disebabkan oleh faktor pengelola makanan yang tidak bersih saat mencuci tangan. “Mungkin pengelola makanan tidak membasuh tangan dengan sabun kemudian memegang bahan makanan sehingga tercemar e-coli,” katanya. (fhr)