26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaHidup Pilu Papuq Syamsiah: Tinggal Bersama Cucu, Tak Tersentuh Bantuan karena Tak...

Hidup Pilu Papuq Syamsiah: Tinggal Bersama Cucu, Tak Tersentuh Bantuan karena Tak Punya KTP

Lombok Barat (Inside Lombok) – Papuq Syamsiah (66) kini hanya hidup berdua bersama cucunya dengan kondisi memprihatinkan. Istrinya sudah lama meninggal, dan anak perempuan semata wayangnya kini menjadi pekerja migran ke Malaysia.

Sudah tujuh tahun lamanya Papuq Syamsiah mengurus cucunya seorang diri, sejak cucunya itu masih duduk di kelas empat sekolah dasar. Pasalnya, anak perempuannya memutuskan merantau, sementara menantunya menghilang tanpa kabar.

Di tengah kondisi fisiknya yang sudah sepuh, Papuq Syamsiah sehari-hari bekerja menyabit rumput untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup bersama cucunya. Per karung rumput yang didapatnya dijual kepada warga yang memiliki ternak seharga Rp20 ribu. Sedangkan dalam sepekan ia hanya sanggup keluar menyabit rumput dua kali, sehingga dalam seminggu ia dan cucunya harus mampu bertahan hidup dengan uang Rp40 ribu.

“Itu kurang (pendapatan Rp40 ribu seminggu), belum lagi untuk uang jajannya (cucu Papuq Syamsiah, Red) saat sekolah,” ujar Papuq Syamsiah saat ditemui bersama sang cucu di gubuknya di Lingkungan Aik Ampat, Kelurahan Dasan Geres, Kecamatan Gerung, Kamis (28/09/2023).

Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kadang Papuq Syamsiah pun terpaksa mencari rongsokan untuk dijual, demi mendapatkan uang tambahan untuk hidup sehari-hari. Di samping itu, anak perempuannya yang saat ini bekerja di Malaysia diakuinya masih mengirim uang sekitar Rp 500 ribu hanya untuk belanja anaknya, alias cucu Papuq Syamsiah.

Di luar itu, ia dan cucunya tak pernah mendapatkan bantuan sosial apapun dari pemerintah. Baik itu PKH, BLT, BPNT, hingga jaminan kesehatan seperti BPJS dan JKN. Alasannya tak pernah mendapat bantuan, lantaran data kependudukan Papuq Syamsiah bermasalah. Identitasnya tertukar dengan orang lain yang sudah meninggal. Padahal, gubuk yang mereka tinggali lokasinya tidak jauh dari Kantor Bupati Lombok Barat.

Saat dikunjungi, ia beberapa kali terlihat menangis ketika para dermawan mulai berdatangan membawakan bantuan untuknya dan sang cucu. Sesekali papuq Syamsiah menyeka air matanya sembari mengucapkan terima kasih yang tiada putusnya kepada para dermawan. Termasuk juga dari Dinas Sosial dan pihak terkait lainnya.

“Ndak pernah (dapat bantuan dari pemerintah). Tumben dah sekarang ini (banyak bantuan yang datang dari berbagai pihak). Bantuan uang, beras, itu ndak pernah dapat karena ndak punya KTP,” bebernya.

Sebelumnya video berisi kisah kehidupan Papuq Syamsiah bersama sang cucu sempat viral di media sosial. Ia disebut khawatir, jika meninggal di hari tuanya, meninggalkan cucunya untuk hidup seorang diri.

Berdasarkan keterangan warga sekitar, rumah yang saat ini ditempati oleh Papuq Syamsiah itu pun merupakan bantuan yang diberikan oleh dermawan, orang-orang yang selama ini tempatnya menjual rumput. Di halaman rumahnya, hanya ada tungku dan panci yang sudah sangat lapuk yang selama ini ia gunakan untuk memasak.

Diakui Papuq Syamsiah, ia sudah mencoba mengurus perbaikan data kependudukannya ke pihak terkait agar bisa masuk sebagai penerima bantuan. Namun hingga kini belum bisa selesai. Ia pun mengaku, baru beberapa hari terakhir sejak videonya viral di media sosial barulah petugas kelurahan dan pihak terkait lainnya turun meninjau dan menanyakan soal dokumen kependudukannya. “Barulah KTP, KK, BPJS saya ditanya, mau diurus,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua RT 4 Lingkungan Aik Ampat, Marzuki menuturkan Papuq Syamsiah memang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik berupa BPJS, PKH, BPNT dan beras pemerintah. “Memang tidak dapat bantuan, ia disisihkan bantuan selama ini,” jelasnya.

Namun terkait dengan adminduknya, dia menyebut persoalan itu saat ini sedang dalam proses. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan kepala lingkungan (kaling) dan lurah setempat, agar Papuq Syamsiah bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. “Sudah tiga kaling (kepala lingkungan) berganti, tapi belum selesai adminduk Papuq Syamsiah ini,” akunya.

Dikonfirmasi terpisah, Lurah Dasan Geres, Umar Sarafudin menambahkan bahwa Papuq Syamsiah sudah melakukan perekaman KTP 4 bulan yang lalu. Namun data yang muncul atas nama warga lain yang bernama Sugi.

“Kami cek ke bawah, warga atas nama Sugi ini sudah meninggal. Jadi sampai sekarang Papuq Syamsiah belum bisa diproses adminduknya. Karena harus ada penetapan pengadilan,” jelas Umar.

Senada, Kadis Sosial Lobar, Lalu Martajaya mengaku timnya sudah turun ke Papuq Syamsiah. Pihaknya juga akan memproses bantuan sosial baik PKH, BNPT dan beras bagi papuq Syamsiah agar bisa dipercepat. Yang tentunya melalui proses usulan dari bawah dalam hal ini kelurahan. Sebab terkait usulan penerima PKH, BNPT dan lainnya harus ada adminduk. Sementara adminduk papuq Syamsiah saat ini masih dalam proses. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer