Lombok Tengah (Inside Lombok) – PT. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menyebut hingga saat ini terdapat 1.141 orang WNI dilibatkan dalam kegiatan pembangunan di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Di mana 71,2 persen atau 813 orang di antaranya merupakan tenaga kerja lokal yang berasal dari NTB.
813 pekerja asal NTB ini terbagi dalam sejumlah bidang pekerjaan. Antara lain merupakan tim yang bekerja di manajemen ITDC, konstruksi pembangunan KEK Mandalika, hingga bagian keamanan dan pemeliharaan kawasan.
“Hal ini menunjukkan pembangunan KEK Mandalika mampu memberikan manfaat kepada masyarakat berupa terbukanya lapangan pekerjaan baru, khususnya bagi masyarakat di Pulau Lombok,” ujar Managing Director The Mandalika, Bram Subiandoro, Jumat (27/5/2022).
Dia mengatakan, pihaknya berupaya untuk memaksimalkan tenaga kerja lokal untuk membangun kawasan sebagai wujud dukungan terhadap program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang digencarkan oleh pemerintah pusat.
Bram menambahkan, pelibatan tenaga kerja lokal ini tidak hanya untuk pembangunan Mandalika saja. Dalam penyelenggaraan dua event balap motor internasional pada November 2021 dan Maret 2022, ITDC juga telah melibatkan lebih dari enam ribu pekerja lokal yang membidangi manajemen kebersihan, keamanan, marshal, transportasi, ticketing, petugas parkir, crowd control, help desk, Covid-19 safety, medis dan kru medis, waste management, dokumentasi, fasilitas, produksi, dan event supports.
“Pelibatan pekerja lokal ini merupakan salah satu upaya kami untuk membangun rasa memiliki bagi sesama dalam perhelatan yang telah berlangsung,” katanya. Tujuannya adalah menciptakan multiplier effect seluas-luasnya, sehingga masyarakat dapat merasa bangga memiliki Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika dan juga bangga bahwa kawasan ini bisa menjadi lokasi ajang event berkelas internasional.
Dalam mendorong TKDN, ITDC group menggunakan bahan hingga peralatan kerja untuk konstruksi didatangkan dari lokal. “Kami menginformasikan kepada kontraktor terpilih untuk mengedepankan program TKDN, yakni memanfaatkan dan memaksimalkan tenaga kerja lokal hingga peralatan dan bahan yang bisa didapatkan di Lombok dahulu. Apabila tidak bisa ditemukan di Lombok, bisa dicari di wilayah lain di luar pulau di Indonesia,” tutupnya. (fhr)
