Mataram (Inside Lombok)- Sebanyak 30 ribu ton beras NTB dikirim ke luar daerah untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah yang kekurangan beras. Ada beberapa daerah yang menerima suplai beras NTB, diantaranya Sumatera Utara, Kalimantan Barat, NTT, Bali dan DKI Jakarta.
“Total move ke luar daerah keseluruhannya kami kurang lebih 30 ribu ton beras. Kami tetap semangat melakukan penyerapan bahkan sudah menggunakan gudang pilihan,” ungkap Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Abdul Muis, Rabu (7/9).
Dikatakan pada Agustus-September ada fenomena permintaan beras untuk KPSH (Ketersediaan Pasokan Stabilisasi Harga) meningkat. Termasuk permintaan beras keluar daerah, di mana kebutuhan daerah lain mungkin sudah mulai berkurang sehingga ada beberapa daerah sudah disuplai.
“Tahun ini NTB mensuplai ke Kalimantan barat ini pasar baru bagi NTB, NTB ini menjadi penyangga pangan nasional,” katanya.
Tercatat sejak Januari sampai awal September 2022 ini, beberapa daerah yang sudah dikirimi beras. Di antaranya NTT sebanyak 21.550 ton, Bali sebanyak 1.500 ton, Sumatera Utara sebanyak 2.400 ton, Kalimantan Barat 2.000 ton. Lalu akan menyusul 6.500 ton akan dikirim ke DKI Jakarta, dan NTT.
“Kemungkinan nanti provinsi lain akan menyusul seperti Riau,” ujarnya. Di sisi lain, disinggung soal kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang mengalami kenaikan, diakuinya akan berdampak seluruh aspek yang juga akan menyesuaikan tarif angkutan.
Dampak lanjutan juga termasuk jasa transportasi dan logistik yang ada sekarang. Namun bagi Bulog yang mana fungsinya sebagai penyedia stok dan stabilitas harga sudah berjalan lancar dan bagus. Begitu juga distributornya berjalan dengan baik, di mana bisa dilihat dari hasil, khususnya harga beras relatif stabil.
“Walaupun ada fenomena beberapa hal yang terjadi seperti harga kenaikan minyak goreng, cabai, dan hari ini kita melihat harga BBM tapi Bulog sesuai dengan fungsi tetap menjaga stabilitas harga beras,” terangnya.
Lebih lanjut ini menjadi salah satu langkah riil atau nyata Bulog itu yaitu KPSH. Bulog harus menjaga pasokan sekaligus menjaga stabilitas harga. “Mulai Januari sampai September ini kita sudah menyalurkan beras KPSH 17 ribu ton sebagai penetrasi pasar, ” jelasnya. (dpi)