24.5 C
Mataram
Minggu, 29 September 2024
BerandaBerita UtamaJadwal Pertandingan Dianggap Tak Manusiawi, Atlet Tenis Lapangan Lotim Mundur dari Partai...

Jadwal Pertandingan Dianggap Tak Manusiawi, Atlet Tenis Lapangan Lotim Mundur dari Partai Final Porprov NTB

Lombok Timur (Inside Lombok) – Dua wakil Lombok Timur (Lotim) yang berhasil menembus partai final pada cabor tenis lapangan di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XI NTB harus rela mengundurkan diri. Pasalnya, jadwal pertandingan yang diberikan panitia dianggap tidak manusiawi.

Pelatih Tenis Lapangan Lotim, Ngurah Agus menuturkan alasan timnya mengundurkan diri dari partai final di Porprov NTB tahun ini lantaran merasa dipermainkan dan diatur semaunya oleh panitia, terutama jadwal pertandingan bagi atletnya. Pengunduran diri itu pun disebut telah menjadi keputusan bersama.

“Masak dalam satu hari atlet kita sebelum masuk final harus memainkan 5 pertandingan. Tentu hal itu tidak wajar dalam sebuah pertandingan, karena menyangkut keselamatan atlet,” tuturnya pada Inside Lombok, Senin (27/02).

Kepanitiaan dalam cabor tenis lapangan pun dianggapnya tidak profesional dalam mengelola pertandingan. Mulai dari pengaturan jadwal yang berantakan dan terkesan menguntungkan salah satu daerah, waktu pertandingan molor padahal waktu yang tertera dalam pertandingan yakni 07.30 Wita. Parahnya lagi itu terjadi pada level Porprov NTB yang sangat bergengsi.

- Advertisement -

“Bahkan panitia juga tidak menyiapkan alternatif lapangan jika ada gangguan cuaca,” ujar Ngurah. Dijelaskan, pada Sabtu (25/02) lalu, satu atlet dari Lotim harus menjalani lima pertandingan untuk bisa duduk di partai final, sementara untuk jadwal final sendiri dijadwalkan berlangsung pada Minggu (26/07).

Jadwal pertandingan itu pun dianggap pihaknya tidak manusiawi dan tidak memperdulikan kesehatan atlet. “Jadwalnya padat sekali. Ada dua nomor yang masuk final yakni tunggal putri dan ganda putri. Tapi demi kesehatan atlet kami dengan berat hati mengundurkan diri dari final,” terangnya.

Lotim sebenarnya punya peluang untuk menambah perolehan medalinya, sebab di partai final tunggal putri tenis lapangan, Lotim berhadapan dengan Kota Mataram. Sementara pada nomor tunggal putri, Lotim akan bersaing dengan Kabupaten Lombok Utara (KLU).

“Terutama di nomor tunggal putri melawan KLU, peluang emas sangat besar untuk Lotim. Sementara dari tenis lapangan sendiri kita berhasil mengumpulkan 6 medali yakni 3 perak dan 3 perunggu,” katanya.

Tak hanya itu, sisi yang dianggap tidak profesional panitia yakni Lotim tidak mendapat informasi kalau sudah diskualifikasi pada nomor ganda campuran sebelumnya. Padahal aturannya harus melalui panggilan pemain sebanyak 3 kali dengan interval waktu 15 menit.

Hal itu membuat tim tenis lapangan Lotim tidak ingin melanjutkan pertandingan. Terlebih atlet pada ganda campuran sudah bermain sebanyak 3 kali dalam sehari dan jika

dipaksakan lanjut bermain maka akan membahayakan keselamatan atlet.

Sementara itu, Atlet Tenis Lapangan Putri Lotim, Deisya Alfina yang turun pada dua nomor yakni tunggal putri dan ganda puteri harus merelakan mimpinya menyumbang medali pada Porprov XI NTB. Di mana pada dua nomor tersebut dirinya berhasil melaju ke partai final.

“Kemarin kita sudah banyak dirugikan, terutama dari segi jadwal main. Merasa tidak adil karena musuh yang dilawan sudah mendapat waktu istirahat yang cukup banyak sedangkan kita baru selesai main harus main lagi. Kita atlet out dari final juga keputusan bersama dari manajer,” imbuhnya.

Terkait pengunduran tim tenis lapangan Lotim dari final membuat Deisya awalnya merasa kaget dan sedih karena banyak yang dirugikan dan harus memilih mundur. “Tapi kita mengambil ini sebagai keputusan bersama dan insya Allah itu jadi keputusan terbaik untuk kami,” pungkasnya. (den)

- Advertisement -


Berita Populer