Mataram (Inside Lombok) – Sepanjang Januari–Juni 2022 sebanyak 15.627 orang mendaki Gunung Rinjani. Jumlah pendaki tahun ini meningkat dibandingkan dengan 2021 lalu, terutama setelah pemerintah melonggarkan syarat perjalan.
Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Budi Soesmardi mengatakan dari 15.627 orang dengan rincian pendaki lokal mencapai 14.153 orang dan pendaki mancanegara 1.519 orang. Jumlah pendakian tertinggi pasca-Idulfitri lalu, di mana jumlah pendaki mencapai ribuan orang dalam tiga pekan.
“Jalur yang paling diminati yaitu jalur wisata pendakian Sembalun dan turun melalui jalur Torean. Dibandingkan tahun lalu di 2021, saat ini telah mengalami kenaikan jumlah kunjungannya,” ujar Budi, Kamis (14/7).
Untuk saat ini kuota kunjungan masih dibatasi 75 persen dari kuota normal dengan durasi kunjungan 4 hari 3 malam. Pada posisi Juni 2022 pendakian mencapai 6082 dengan pendaki lokal 5.367 orang dan 715 pendaki mancanegara. Diakui, pada Mei kemarin mencapai 8.077 pendakian baik lokal maupun mancanegara.
“Kalau Januari, Februari pendakian ditutup, dan Maret baru dibuka dengan 575 orang pendakian dan April 938 orang, jumlahnya tidak sebanyak di Mei dan Juni kemarin. Untuk yang Juli masih di data,” tuturnya.
Untuk kuota pengunjung yang 75 persen saat ini, melalui Sembalun 113 orang, Senaru 113 orang, Torean 75 orang, Timbanuh 75 orang, Tetebatu 75 orang dan Aik Berik 75 orang perharinya. Dengan tingginya jumlah pendakian saat ini, pihaknya berharap para pendaki bisa tetap mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
“Setiap pendaki harus mematuhi SOP Pendakian. Menggunakan aplikasi e-Rinjani dalam booking tiket, wajib membawa sampah turun pasca kegiatan pendakian, menggunakan jasa pemandu gunung resmi,” jelasnya. (dpi)