27.5 C
Mataram
Minggu, 19 Mei 2024
BerandaBerita UtamaJelang MotoGP, Harga Kamar Hotel Diminta Tidak Naik Signifikan

Jelang MotoGP, Harga Kamar Hotel Diminta Tidak Naik Signifikan

Mataram (Inside Lombok) – Harga kamar yang naik hingga 100 persen di sejumlah hotel dikeluhkan sejumlah agen perjalanan wisata. Mereka meminta agar hotel tidak menaikkan harga jual hunian terlalu tinggi, khususnya menjelang perhelatan MotoGP 2022.

Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka menerangkan jika hotel ingin menaikkan harga kamar sebaiknya tidak lebih dari 25 persen. Merujuk pada kontrak yang ditetapkan antara pihak travel dengan hotel.

Misalnya, travel diberikan harga Rp600 ribu per malam untuk hotel berbintang. Kenaikan harga 25 persen menjadi Rp750 ribu per malam disebut masih masuk akal dan bisa ditolerir.

“Kadang kalau naik sudah tidak masuk di akal sehat. Mungkin nanti pemerintah panggil PHRI supaya harga kontrak itu, di MotoGP naiknya jangan sampai 100-200 persen,” keluh Dewantoro, Senin (19/12).

- Advertisement -

Menurutnya, dengan naik 25 persen saja sudah cukup bagus, agar semua industri pariwisata bisa hidup baik itu travel, hotel, restoran, homestay hingga transportasi. Selain itu ada peluang untuk penonton atau tamu bisa jalan-jalan menikmati destinasi wisata yang ada.

“Saya sudah usul ke kadispar supaya diatur regulasinya harga hotel-hotel, paling tidak ada ambang atas dan bawah jangan naik turun,” ujarnya.

Sementara itu, Umbu mempertanyakan pada MotoGP 2022 hotel-hotel di Lombok sudah penuh bookingan atau pesanan di Maret 2022. Terlebih harga ditawarkan pun terbilang tidak normal dan tidak sehat, karena harganya cukup tinggi hingga jutaan rupiah per malamnya.

“Hampir rata-rata kita lihat di hotel-hotel lain sudah penuh, daerah Mandalika, Mataram dan Senggigi itu sudah penuh untuk 17-22 Maret. Aneh sudah penuh, saya masih bertanya-tanya,” ungkapnya.

Dikatakan, akibat harga hotel tinggi membuat orang datang ke Lombok NTB hanya menonton event saja tanpa mengunjungi destinasi wisata. Padahal, travel sudah menyiapkan paket wisata yang akan ditawarkan kepada tamu atau penonton nantinya. Pasalnya, harga di Maret sudah berbeda dan bisa mencapai jutaan.

“Kalau bulan maret sudah beda harganya, sekarang normal. Itu penyakit lama kita di Lombok ini lihat event, (harga) dinaikkan,” katanya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer