27.5 C
Mataram
Sabtu, 18 Mei 2024
BerandaBerita UtamaJelang Ramadan, Pemantauan Anjal dan Gepeng di Mataram Dimasifkan

Jelang Ramadan, Pemantauan Anjal dan Gepeng di Mataram Dimasifkan

Mataram (Inside Lombok) – Jelang pelaksanaan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, Dinas Sosial Kota Mataram menggencarkan patroli anak jalanan gelandang dan pengemis (anjal dan gepeng). Selain itu, para pedagang yang kerap beroperasi di simpang empat juga akan ditertibkan.

Kepala Dinas sosial Kota Mataram, Sudirman mengatakan jelang Ramadan ini petugas belum menemukan adanya anjal dan gepeng yang mulai meminta-minta. Meski demikian pemantauan anjal dan gepeng tetap dimaksimalkan.

Pemantaun tersebut dilakukan secara rutin oleh petugas Dinas Sosial. Tidak ada posko khusus yang dibuat secara permanen. “Tiga sif itu masih berlaku, dari jam 08.00-13.00 itu sif pertama, kemudian 13.00-18.00 sore, sif ketiga itu jam 18.00-23.00 malam,” katanya, Senin (6/3) pagi.

Jumlah personel yang ditugaskan pada malam hari lebih banyak. Hal ini disesuaikan dengan semakin banyaknya anjal dan gepeng yang beroperasi. Pemantauan juga dilakukan lebih ketat, karena anjal dan gepeng kerap beroperasi secara sembunyi-sembunyi.

- Advertisement -

Selain itu, petugas juga mengantisipasi adanya anjal yang berasal dari luar Kota Mataram. Sudirman mengklaim, anjal yang berasal dari Kota Mataram sudah berkurang dengan terjaring dua orang anak beberapa waktu lalu. “Yang luar daerah ini justru yang akan kita antisipasi. Kalau anjal dari dalam ini alhamdulillah tidak ada dia,” ungkapnya.

Saat ini, selain anjal dan gepeng Dinas Sosial Kota Mataram juga menertibkan pedagang kerupuk yang kerap berjualan di simpang empat. “Pedagang kerupuk yang masih ada. Ini termasuk giat kita menertibkan,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini sudah ada pedagang kerupuk yang ditertibkan petugas Dinas Sosial Kota Mataram. Pasalnya, simpang empat bukan merupakan tempat berjualan dan cukup rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Petugas biasanya menemukan di simpang empat Karang Jangkong, Majeluk dan Monjok. “Mereka bergeser ke lokasi-lokasi yang lain. Misalnya siang hari di simpang empat Karang Jangkong nanti sore pindah lagi,” ujarnya.

Larangan berjualan di simpang empat ini, sambung Sudirman, karena membuat tidak tertib. Rata-rata penjual kerupuk yang ditertibkan petugas Dinas Sosial Kota Mataram merupakan warga luar daerah. “Alasan mereka itu karena sempitnya pekerjaan di daerahnya. Mereka kos di satu tempat,” katanya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer