Lombok Barat (Inside Lombok) – Kepala Dinas Pertanian Lobar, Lalu Winengan menyatakan mendukung kenaikan harga beras yang terjadi saat ini. Meski menimbulkan gejolak di tingkat konsumen, kenaikan harga beras disebutnya bisa juga memberi dampak yang menguntungkan bagi para petani. Terutama di tengah tingginya biaya produksi saat ini.
“Kalau harga beras mahal itu saya yang dukung, supaya petani sejahtera. Bahkan kalau harga Rp12 ribu itu masih murah, beras itu harus di atas Rp15 ribu,” ujar Winengan saat ditemui di kantornya, Senin (30/01/2023).
Kalaupun ada masyarakat yang berontak, dia menyarankan agar melakukan aksi protes kepada pemerintah. “Kalau ada rakyat yang berontak, lakukan demo, apa yang dituntut,” imbuhnya.
Winengan mengaku kondisi kenaikan harga beras saat ini adalah alasan utama pihaknya sangat getol menyuarakan supaya ada subsidi harga atau subsidi pangan dari pemerintah. “Negara ini harus menjamin kelayakan hidup orang banyak, petani juga butuh hidup layak,” tegasnya.
Diterangkan, hasil panen petani di Lombok Barat pada tahun 2022 lalu terhitung surplus di atas 30 ribu ton. Kendati, kenaikan harga beras juga diakuinya terjadi akibat biaya produksi yang juga melambung tinggi.
“Saya bahkan minta di rapat, supaya nanti panen raya itu harga beras mahal. Makanya saya imbau kepada petani supaya tetap jual beras mahal. Makanya itu melalui tangan pemerintah lah yang melakukan subsidi pangan atau subsidi harga,” terang pria berkepala plontos ini.
Dia menilai tugas pemerintah adalah mengupayakan bagaimana harga yang dibeli dari petani tetap tinggi. Namun saat dijual kepada masyarakat bisa dijual dengan harga murah dan terjangkau, sehingga ada keadilan.
“Bagaimana harga di petani tetap Rp12-15 ribu, di rakyat itu harga dibawah Rp10 ribu, kalau lakukan subsidi,” ketusnya.
Ia justru mempertanyakan mengapa pemerintah menuntut adanya lahan sawah abadi atau lahan sawah yang dilindungi. Namun kebaikan para petani justru kurang dihargai. “Biaya produksi tinggi, tetapi harga mau murah,” herannya. (yud)