Mataram (Inside Lombok) – Kekayaan budaya di Indonesia dengan 718 bahasa adalah permata yang perlu dijaga, termasuk untuk bahasa Sasak, Samawa dan Mbojo yang ada di NTB. Sayangnya, berdasarkan Penelitian Kantor Bahasa Provinsi NTB, penggunaan bahasa daerah tersebut dalam kondisi rentan. Hal ini karena karena ada kecenderungan generasi muda di NTB malas menggunakan bahasa daerah.
“Tugas kita sekarang adalah bagaimana membangun sikap positif generasi muda dalam menggunakan bahasa daerah. Keinginan menggunakan bahasa daerah, bangga menggunakan bahasa daerah, dan menggunakan bahasa daerah itu sendiri merupakan sikap positif terhadap bahasa daerah. Jangan sampai bahasa daerah di NTB berstatus punah atau mati.” ujar Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Umi Kulsum, Sabtu (19/2).
Untuk itu, pihaknya menggelar perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional dengan tema “Merawat Bahasa Daerah, Memperkaya Bahasa Indonesia”. Di mana, kegiatan tersebut sebagai rangkaian peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap 21 Februari.
Umi menyampaikan bahwa setiap tanggal 21 Februari seluruh negara akan memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional. “Hari ini kita memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional terlebih dahulu bersamaan dengan program Sabtu Budaya yang merupakan program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Kantor Bahasa Provinsi NTB menghadirkan 500 siswa mulai dari SD hingga SMP. Kegiatan ini sebagai bentuk sosialisasi kepada peserta didik untuk menggunakan bahasa ibu. (azm)