Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan Kota Mataram tidak merekomendasikan air sumur galian di Kota Mataram untuk diminum meski sudah dimasak. Pasalnya, air sumur galian di Kota Mataram terindikasi mengandung bakteri escherichia coli (E. coli) yang cukup tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Usman Hadi mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah dilakukan pihaknya menemukan air sumur galian tidak bisa dikonsumsi lagi karena tidak memenuhi syarat. Ada banyak kandungan bahan berbahaya yang ditemukan pada air sumur galian. Kendati demikian, masyarakat masih bisa menggunakan untuk mencuci.
“Kalau selama ini di Kota Mataram kami tidak merekomendasikan air sumur galian untuk minum. Karena hasil pemeriksaan kami itu memang tidak memenuhi syarat,” katanya, Selasa (7/2) pagi.
Ia menerangkan, pencemaran air sumur galian di Kota Mataram paling rawan terjadi di kawasan padat penduduk. Misalnya di Dasan Agung, Gomong dan lokasi lainnya. Kecuali masyarakat yang berada di lingkungan yang masih sepi seperti di kawasan lingkar selatan.
“Kecuali di daerah yang sepi ya. Kalau di daerah yang ramai penduduk, kandungan E coli-nya tinggi ya,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Mataram menyarankan masyarakat untuk menggunakan air PDAM untuk kebutuhan sehari-hari. “Kita sarankan untuk menggunakan PDAM,” sarannya.
Diterangkan Usman, efek yang ditimbulkan bagi masyarakat yang mengkonsumi air yang mengandung bakteri ekoli tinggi yaitu gangguan kesehatan salah satunya diare. “E coli ini bahaya diare. Selama ini tidak disarankan,” terangnya.
Dijelaskan, kondisi tersebut disebabkan karena jarak antara sumur dan septic tank masyarakat yang bisa mempengaruhi kualitas air sumur galian. Berdasarkan ketentuan, jarak dari septic tank ke sumur pompa air bersih minimal 10 meter dan jarak septic tank ke sumur resapan air hujan setidaknya 5 meter. (azm)