Mataram (Inside Lombok) – Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Kota Mataram cukup signifikan. Per 3 Februari kemarin tambahan yang ditemukan yaitu 23 kasus. Namun Pemerintah Kota Mataram tidak akan memberlakukan kembali jam malam seperti tahun lalu.
Walikota Mataram H. Mohan Roliskana menyebut masyarakat masih tetap bisa beraktivitas seperti biasanya. Namun dengan penerapan protokol kesehatan yang maksimal.
“Jangan dulu (ada pengetatan). Kegiatan masyarakat masih seperti biasa. Karena kan ini sudah berjalan baik aktivitas ekonomi sudah mulai bergerak, dan sudah baik. Kita akan mempertahankan posisi itu juga,” ujar Mohan, Jumat (4/2) di Mataram.
Ia mengatakan, penularan Covid-19 yang terjadi di Kota Mataram didominasi oleh pelaku perjalanan. Meskipun demikian, Pemerintah Kota Mataram tidak akan membatasi masyarakat untuk melakukan perjalanan. Namun harus mematuhi syarat-syarat yang berlaku sebagai langkah pencegahan.
“Laporan yang saya terima dari Kepala Dinas Kesehatan itu kebanyakan dari pelaku perjalanan yang keluar dan masuk ke Kota Mataram. Karena jika menarik mundur seperti skenario awal yang sudah kita lakukan akan berdampak pada masyarakat,” katanya.
Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di tengah masyarakat, lanjut Mohan, akan tetap diantisipasi. Selain itu, masyarakat dinilai sudah menyadari upaya yang harus dilakukan. Salah satunya penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dengan menggunakan masker.
“Memang perkembangan ini kita antisipasi lah dengan selalu kita minta berulang-ulang. Masyarakat sudah cukup sadar dengan perilaku standar yang harus diterapkan. Kami akan mempercepat vaksin untuk anak-anak dan lansia,” katanya.
Pelaksanaan vaksinasi booster di Kota Mataram ini dimaksimalkan agar masyarakat memiliki kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus, sehingga mencegah penularan. Saat ini capaian vaksinasi dosis ketiga di Kota Mataram sebesar 5,67 persen atau sebanyak 18.731 orang.
“Kita juga jangan lalai prokes. Meskipun dari sisi gejala tidak terlalu secara fatal. Karena dari laporan ada gejala-gejala ringan,” ujarnya.
Di samping itu, untuk kegiatan belajar mengajar tatap muka secara penuh belum bisa diberlakukan di Kota Mataram. Meskipun beberapa daerah di Provinsi NTB sudah mulai PTM secara penuh.
Kebijakan ini dikeluarkan karena adanya lonjakan kasus serta Pemkot Mataram akan mengevaluasi tren penularan Covid-19 hingga akhir bulan ini.
“Saya katakan dari awal, meskipun di tempat lain sudah memberlakukan itu, tapi di Kota Mataram tetap mempertahankan itu,” ucapnya. Mohan berharap, jika bulan ini kasus Covid-19 bisa melandai maka pembelajaran tatap muka (PTM) penuh bisa terlaksana di bulan berikutnya. (azm)