30.5 C
Mataram
Jumat, 26 April 2024
BerandaBerita UtamaKasus Gizi Buruk di Lombok Tengah Mulai Menurun

Kasus Gizi Buruk di Lombok Tengah Mulai Menurun

Lombok Tengah (Inside Lombok)- Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Tengah (Loteng) menerangkan, angka kasus gizi buruk pada anak di Lombok Tengah cukup tinggi beberapa tahun lalu, yaitu mencapai puluhan kasus. Akan tetapi, pada tahun 2021 kasus malnutrisi tersebut mengalami penurunan. Tercatat hingga Maret ini kasus gizi buruk hanya tiga kasus.

“Alhamdulillah semakin turun setiap tahunnya. Sampai dengan Maret ini ada tiga kasus. Tahun kemarin 17 kasus. Dulu sampai 60 kasus. Sempat booming dulu,”kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dikes Loteng, Kusriadi, Rabu (31/3/2021) di Praya.

Dikatakan, masyarakat atau pihak manapun diminta melapor ke Dikes Loteng kalau menemukan kasus gizi buruk. Karena sudah ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk penanganan kasus gizi buruk ini. Sehingga dipastikan akan tertangani.

“Wajib kita tangani karena memang ada Perbupnya kasus gizi buruk ini,”imbuhnya.

- Advertisement -

Penyebab terjadinya kasus gizi buruk ini murni karena asupan gizi anak. Peneliti dari Universitas Indonesia (UI) pernah melakukan penelitian terkait pola konsumsi ibu hamil di Loteng.

Dari penelitian tersebut dilihat bahwa konsumsi ibu hamil di Loteng hanya 1.500-1.700 kalori dari semestinya 2.600 kilo kalori.

“Ada defisit 500 kilo kalori. Masih kurang. Untuk protein ibu hamil juga itu semestinya nambah untuk kebutuhan janinnya 60-70 gram. Tapi konsumsi (ibu hamil) di sini hanya 50 gram,”katanya.

Kasus gizi buruk ini tidak semata-mata masalah ekonomi. Namun lebih kepada perilaku masyarakat. Karena ada juga masyarakat yang tergolong mampu tapi anggota keluarganya mengalami gizi buruk.

Sehingga yang diperlukan dalam hal ini adalah sosialisasi dan konseling terhadap ibu hamil. Hal itu tidak hanya dilakukan oleh orang-orang bergelut di bidang kesehatan.

Namun semua masyarakat yang memiliki pemahaman terkait dengan pencegahan gizi buruk ini bisa memberikan sosialisasi dan juga pemanahan kepada para ibu hamil. Sehingga bisa menjaga pola konsumsinya.

- Advertisement -

Berita Populer