Lombok Tengah (Inside Lombok) – Bupati Lombok Tengah (Loteng), Lalu Pathul Bahri mengaku kecewa mendengar adanya rencana penghapusan event World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika. Menurutnya, pengakuan Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria bahwa pengelola sirkuit merugi hingga Rp100 miliar dari event WSBK cenderung tidak masuk akal dan tidak berdasar.
“Saya kecewa kalau ada yang bilang rugi. Kalau ada indikasi tidak mau majukan KEK Mandalika ini, ya sejak awal tidak usah buat KEK ini dong di sini (Lombok Tengah, Red),” ujar Pathul.
Meski pengelola Sirkuit Mandalika benar-benar merugi, menurutnya hal itu merupakan hal biasa dalam berbisnis. “Nanti kalau di sini rugi, dibuat di tempat lain rugi, dibuat lagi. Jadi nggak usah gitu dong,” katanya.
Pathul pun menyayangkan pernyataan yang dikeluarkan Direktur InJourney terkait kerugian internal pengelola sirkuit itu. Menurutnya, hal itu membuat investor akan ragu berinvestasi mengembangkan KEK Mandalika ke depannya.
“Ini kan bahasa-bahasa mereka. Jadi persoalan rugi itu biasa. Saya sering mendengar orang bakar uang bertahun-tahun rugi. Tidak mungkinlah Lombok ini begitu ada sport tourism kemudian langsung maju. Pasti beradaptasi dengan kondisi dan keadaan,” ujarnya.
Di sisi Lain, ia juga menagih janji dana corporate social responsibility (CSR) dari dana pinjaman Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang diterima ITDC. Dana sebesar Rp90 miliar disebutnya telah dijanjikan untuk pengembangan 6 desa penyangga di sekitar KEK Mandalika untuk kurun waktu 2021-2022.
“Dulu ada CSR itu dari AIIB, sampai sekarang belum dikerjakan,” ujarnya. Sebagai informasi, untuk pengembangan KEK Mandalika pihak ITDC mendapat dukungan modal dari pemerintah melalui Penanaman Modal Negara (PMN) sebesar Rp750 miliar tunai. Selain itu, ada juga dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Himpunan Bank Negara (Himbara) dan AIIB dengan total pinjaman Rp3,4 triliun.
Terkait janji CSR dari dana pinjaman AIIB, disebut Pathul melingkupi program rabat jalan, listrik, air bersih, dan lain-lain untuk pengembangan 6 desa penyangga sekitar KEK Mandalika. “Ini kenapa belum dikerjakan, kita pertanyakan,” ujarnya. (fhr)