Lombok Barat (Inside Lombok) – Banyak penonton MotoGP yang ternyata kehabisan tiket pesawat untuk pulang. Untuk itu mereka lebih memilih menempuh jalur laut melalui Pelabuhan Lembar. Hal ini pun menimbulkan kemacetan dan antrean kapal, karena peningkatan jumlah kendaraan dan penumpang mencapai 700 persen.
“Kalau kemarin kita datang dari Jakarta langsung pakai pesawat, tapi sekarang kita pulang pakai kapal laut. Soalnya kita sudah pesan sejak seminggu yang lalu. Ternyata sudah tidak ada tiket lagi untuk ke Jakarta,” tutur salah seorang penonton MotoGP, Pipo saat ditemui di Lembar, Senin (21/03/2022).
Diceritakan, tiket menuju Jakarta untuk hari Senin hingga Selasa besok telah ludes sejak lama. Sehingga untuk mengejar waktu, ia dan rekan-rekannya lebih memilih menyeberang ke Bali lewat Lembar. Kemudian dari Bali mereka akan ke Jakarta menggunakan pesawat.
“Jadi kita dari Bali untuk ke Jakarta-nya. Jadi memang tiket penerbangan dari Lombok hari ini sama Selasa sudah close,” ungkapnya. Pipo bersama rekannya pun tidak menginap di hotel, karena memang nyaris tidak menemukan kamar hotel yang masih tersedia. Terlebih harga kamar saat musim MotoGP ini juga cukup membuatnya geleng-geleng.
“Kita enggak nginap di hotel, karena sudah habis semua dan harganya juga gila-gilan. Untuk sekelas hotel melati saja harganya Rp3 jutaan,” keluhnya. Kendati demikian, secara keseluruhan, dirinya mengapresiasi suksesnya penyelenggaraan perdana MotoGP di Mandalika. Walau dirinya mengaku cukup kelelahan saat menonton di hari terakhir, lantaran banyak titik kemacetan dan jalan yang ditutup di sepanjang jalur menuju Sirkuit Mandalika.
“Kta berangkat mau nonton dari Lombok Barat itu jam 10.00 Wita, ketika sampai di sirkuit itu saat sedang menyanyikan Indonesia raya. Hampir enam jam saya di jalan saking macetnya,” bebernya. Kendati demikian, ia bersyukur dapat menonton momen balapan yang sempat ditunda lantaran hujan deras yang mengguyur Sirkuit Mandalika.
Sementara itu, General Manager (GM) PT. ASDP Lembar, M. Yasin menyebut membludaknya penumpang yang akan menyeberang melalui Pelabuhan Lembar juga karena adanya perubahan mode kepulangan para penonton. Yang semula datang menggunakan pesawat, kini kembali ke daerah menggunakan kapal laut.
“Tapi ini menurut saya antreannya tertib, kalau menunggu memang harus menunggu. Karena ada perubahan mode kedatangan dan kepulangan, kemudian juga proses dari darat ke ferinya butuh waktu,” pungkas Yasin. (yud)