26.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaKekurangan Sarpras, DLH Lobar Kesulitan Tangani Tumpukan Sampah di Pasar Gunungsari dan...

Kekurangan Sarpras, DLH Lobar Kesulitan Tangani Tumpukan Sampah di Pasar Gunungsari dan Pasar Endut

Lombok Barat (Inside Lombok) – Tumpukan sampah di beberapa titik krusial di Lombok Barat banyak dikeluhkan masyarakat. Salah satunya di Pasar Gunungsari dan Pasar Endut, Lingsar. Kondisi ini pun membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lobar pun menurunkan alat berat untuk mengangkut tumpukan sampah tersebut.

Kepala DLH Lobar, Hermansyah menyebut, kondisi sampah yang banyak dikeluhkan masyarakat lantaran volume sampah setiap harinya tak sebanding dengan sarana dan prasarana yang dimiliki.

“Di Pasar Gunungsari misalnya, volume sampah tidak sebanding dengan sarana dan prasarana yang kita miliki. Tetapi memang kita rutin terus melakukan pengangkutan,” ujarnya, Selasa (17/01/2023).

Bahkan kata dia, pihaknya sampai menurunkan alat berat dan enam armada untuk mengangkut sampah di tiga titik di wilayah Kecamatan Gunungsari.

Untuk mengurai persoalan itu, pihaknya juga sudah menyiapkan rumah kompos di Gunungsari yang akan difungsikan untuk memilah sampah untuk menjadi kompos. “Tinggal kita operasionalkan guna mendukung dan mengurangi volume sampah yang ada di kawasan itu,” terang mantan Camat Kediri ini.

Pihaknya juga berharap agar ada kerja sama pemerintah desa untuk turut andil dalam hal penanganan sampah, khususnya untuk proses pemilahan.

Selain di pasar tradisional Gunungsari, penanganan sampah menggunakan alat berat juga dilakukan di Pasar Endut, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar. Diakuinya, bahwa pengangkutan sampah di sana memang tidak dilakukan setiap hari, lantaran memang tidak ada MoU antara pengelola pasar dengan DLH.

“Tapi kita berinisiatif untuk membersihkannya dengan alat berat. Karena memang sudah lama sampah di tempat itu tidak pernah diangkut,” bebernya.

Lalu bagaimana dengan penanganan sampah di wilayah perbatasan yang konon banyak sampah kiriman? Hermansyah menyatakan bahwa memang selama ini banyak muncul keluhan dari petugas kebersihan di lapangan. Terutama di kawasan perbatasan yang sering terjadi penumpukan sampah.

“Namun kita tidak bisa menilai itu sampah kita atau sampah kiriman dari luar Lobar. Saat ini kita sedang mencari mekanisme untuk penanganan dan pengawasannya,” tegas dia.

Hermansyah juga mengakui bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi untuk melakukan monitoring bahkan penindakan terhadap masyarakat yang membuang sampah di lokasi perbatasan seperti jalur BIL.

“Ke depan konsep saya akan menjadikan TPS liar ini menjadi jalur pengangkutan. Tiap hari kita angkut dan setiap hari juga kita kontrol ke sopir dan pengawas yang ada di masing-masing kecamatan,” tandasnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer