Mataram (Inside Lombok) – Sekitar 2.800-an wajib KTP di Kota Mataram belum memiliki salah satu kartu identitas kependudukan tersebut. Untuk memaksimalkan pelayanan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Mataram melakukan perekaman ke sekolah-sekolah termasuk ke sekolah luar biasa (SLB) untuk melayani anak-anak peserta didik yang berkebutuhan khusus.
Kepala Disdukcapil Kota Mataram melalui Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk, Rosmin Widiawati mengatakan masih banyaknya masyarakat Kota Mataram yang belum memiliki KTP elektronik karena tetap ada penambahan usia terutama untuk pemula.
“Kita sudah 99 persen lebih realisasi KTP. Sekitar 2.830 sisanya baik yang wajib KTP pemula atau yang lansia,” katanya.
Ia mengatakan, perekaman yang dilakukan oleh petugas tidak saja di tingkat kelurahan maupun juga di sekolah. Terutama anak-anak yang berkebutuhan khusus. “Termasuk lansia, kita turun juga dan perekaman lansia dan disabilitas. Kan kalau disabilitas tidak bisa kesini ke kantor. Kita turun kesana jemput bola,” ujarnya.
Selain itu, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) juga mendapatkan pelayanan perekaman KTP elektronik dari petugas Disdukcapil Kota Mataram. “Itu yang disabilitas, lansia ODGJ. Kita rekam. Karena punya KK. Kita tetap perekaman,” ucapnya.
Sejauh ini, lanjut Rosmin, tidak ada kendala yang dihadapi petugas dalam melakukan perekaman. Hanya saja, ketika mati lampu di Kantor Disdukcapil, maka pelayanan yang ada di lapangan tidak bisa dilakukan karena server di kantor Disdukcapil tidak bisa dioperasionalkan. “Ini kan mati lampu. Jadi server juga mati. Yang di lapangan juga tidak bisa beroperasi,” kata Rosmin.
Sementara untuk ketersediaan blangko, Disdukcapil Kota Mataram tetap memiliki persediaan. Karena setiap blangko terbatas, pihaknya tetap mengusulkan kepada pemerintah pusat. Sebelumnya, stok blangko sebanyak 200 keping.
“Lumayan aman untuk persediaan blangkonya. Alhamdulillah dua tiga hari dikirimkan dari pusat, tapi memang agak terbatas, yang dikirim kemarin cuma dua ribu keping. Tersisa sekitar 200 keping,” katanya.
Persediaan blangko KTP elektronik cepat habis terpakai karena petugas turun ke lapangan untuk mempercepat perekaman. “Kita lagi turun ke kelurahan. Kalau 2000 keping blangko itu sekitar lebih seminggu. Ini kita permintaan banyak,” pungkasnya. (azm)