Mataram (Inside Lombok) – Harga bahan bakar minyak (BBM) yang sebelumnya dikabarkan mengalami kenaikan mulai 1 September ini menuai protes dari masyarakat. Kendati demikian, hingga hari ini sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terpantau masih menerapkan harga yang sama untuk beberapa jenis BBM, bahkan ada yang harganya turun.
Dari pantauan Inside Lombok di Beberapa SPBU, harga BBM subsidi masihsama. Meskipun beberapa kendaraan mengantri untuk mengisi BBM, terutama BBM subsidi. Sebelumnya BBM subsidi jenis Pertalite harganya Rp7.650 per liter dan solar harganya Rp5.150 per liter.
“Tadi saya isi masih normal, isi Rp30 ribu dapat 3,95 liter yang Pertalite,” ujar salah satu Pembeli Pertalite di Pertamina Ampenan, Khusnul Khatimah, Kamis (1/9).
Lantaran adanya isu kenaikan harga BBM, sejumlah mahasiswa pada Rabu (31/8) kemarin menggelar aksi demo penolakan. Pasalnya kenaikan harga ini di tengah kondisi harga seluruh barang mengalami kenaikan, apalagi jika BBM subsidi naik maka dampaknya meluas. Jika kondisi harga sampai dengan saat ini masih normal diharapkan tidak ada kenaikan sama sekali.
“Semoga enggak jadi naik, karena naiknya lumayan hampir Rp2.500. Coba naik itu enggak usah banyak-banyak, Rp500 rupiah mungkin,” imbuhnya.
Ia berharap kenaikan harga BBM khususnya subsidi tidak terlalu tinggi. Pasalnya beberapa waktu lalu BBM nonsubsidi juga sudah mengalami kenaikan, sekarang kabarnya BBM subsidi juga akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Hak tersebut memberatkan bagi dirinya yang juga sebagai pedagang kue.
“Kita ini antar-antar jajan seribuan untung dikit, masa antarnya jalan kaki kalau bensin naik terus,” ucapnya.
Senada, Esti Prabawani mengatakan harga BBM subsidi masih dengan harga normal dan belum ada kenaikan seperti informasi yang ada di berita. Kendati meski demikian diharapkan tidak terjadi kenaikan sama sekali, karena kondisi ekonomi masyarakat saat ini belum benar-benar stabil ditambah naiknya sejumlah harga sembako.
“Pokoknya jangan naik, naik lah, nanti rakyat menengah ke bawah makin enggak ada penghasilan karena enggak mampu beli bensin, kaya nelayan, ojek online dan lainnya,” ucapnya.
Menurutnya jika terjadi kenaikan BBM subsidi akan dirasakan oleh masyarakat kecil dibandingkan masyarakat menengah ke atas. Karena mereka masih mampu membeli meskipun harganya mengalami kenaikan. Sedangkan masyarakat kecil harus gigit jari dan menghemat pemakaian kendaraan mereka, khususnya mereka yang menggunakan kendaraan sebagai mata pencarian.
“Terus ongkos ojek online makin mahal juga, kenapa enggak yang tertentu saja yang dapat BBM harga tinggi. Jangan pukul rata kaya gini, kasian kita yang kecil-kecil ini,” keluhnya.
Sementara itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah menanggapi rencana pemerintah pusat yang akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar dan pertalite. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan fraksi PKS di DPR RI menolak rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM subsidi.
“Kalau fraksi saya di DPR menolak,” katanya. Dikatakan sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, dirinya akan mengikuti apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Serta jangan berspekulasi dulu sebelum harga BBM subsidi benar-benar naik.
“Kita akan mencoba mengikuti terus sampai betul-betul naik. Jangan berspekulasi dulu,” tuturnya.
Sebagai informasi, Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) yakni PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan tiga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidinya per 1 September 2022 ini. Harga BBM non subsidi yang mengalami penurunan diantaranya adalah BBM Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Adapun rata-rata penurunan harga berkisar antara Rp2 ribu per liter pada masing-masing jenis BBM non subsidi tersebut.
Dalam laman resmi web PT Pertamina (Persero) disebutkan, bahwa pihaknya melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. (dpi)