30.5 C
Mataram
Selasa, 26 November 2024
BerandaBerita UtamaKisah Ibu Mislah: Puluhan Tahun Tinggal di Praya, Bertahan di Rumah dari...

Kisah Ibu Mislah: Puluhan Tahun Tinggal di Praya, Bertahan di Rumah dari Pagar dan Seng Bekas

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Ibu Mislah (64) dan suaminya telah puluhan tahun tinggal di tengah Kecamatan Praya, Lombok Tengah (Loteng). Tepatnya di Kampung Badek, Lingkungan Ganti, Kelurahan Tiwugalih.

Ironisnya, meski tinggal puluhan tahun di pusat ibu kota Loteng, keluarga Ibu Mislah seperti luput dari perhatian pemerintah. Rumahnya yang terbuat dari pagar dan seng bekas dibangun di atas lahan seluas 3×4 meter.

Ibu Mislah dan suaminya pun terkadang takut menempati rumah itu. Terutama jika kondisi cuaca sedang tidak baik, seperti angin kenjang dan hujan, lantaran air hujan dipastikan masuk ke rumah mereka.

“Saya tinggal bersama suami sudah lebih sekitar 40 tahun, sampai punya 10 anak, tapi begini kondisinya. Kadang kedinginan, tapi ini tempat menghabiskan masa tua dan saya kasi sepotong rumah ini jadi dapur untuk menantu saya,” katanya kepada Inside Lombok, Selasa (10/1/2023).

Ia menuturkan, dengan kondisi tersebut ia hanya bisa pasrah menerima kondisi tersebut. Pasalnya, kondisi ekonomi keluarganya membuat Ibu Mislah tidak mungkin memperbaiki rumah mereka.

Suami Ibu Mislah, Pak Taip (70) sehari-hari hanya bekerja sebagai takmir di salah satu musala yang berada tidak jauh dari rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, keluarga itu hanya menunggu kiriman dari anaknya yang paling kecil yang saat ini bekerja di Malaysia.

“Saya menunggu kiriman dari anak saya, yang paling kecil pergi ke Malaysia. Dia yang kirimin saya uang setiap bulan kadang Rp500 ribu, tapi sekarang ini sudah empat bulan tidak ngirim. Tidak tahu kenapa,” tuturnya.

Diceritakan Ibu Mislah, sebelumnya banyak pihak yang pernah datang untuk melihat kondisi rumahnya. Namun hingga saat ini belum ada yang datang lagi.

“Mereka hanya datang foto dan survei saja dan menjanjikan perbaikan, tapi sampai sekarang tidak ada yang datang lagi,” tuturnya. Ibu Mislah pun berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membangun atau memperbaiki rumahnya. Tidak hanya untuk tempat tinggal, melainkan untuk tempat beribadah.

“Ingin sekali punya rumah bagus supaya bisa istirahat nyaman, supaya dari dunia (untuk ibadah) sampai akhirat kita bagus tempatnya,” pintanya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer