Mataram (Inside Lombok) – Proyek pembangunan kereta gantung di area Gunung Rinjani kembali disuarakan. Meski sempat tertunda karena pandemi Covid-19, investor asal Tiongkok sudah memastikan kesiapan mereka. Antara lain dengan mempercepat pengurusan AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan), agar konstruksi bisa dikerjakan mulai tahun ini.
“Insyaallah tahun ini mulai konstruksi. Pastinya yang tersebut (investor, Red) betul-betul serius, kan sudah ada dananya Rp5 miliar sebagai wujud keseriusan,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Muhammad Rum saat dikonfirmasi, Jumat (22/4).
Sebelumnya rencana investasi kereta gantung di Gunung Rinjani tersebut sempat tertunda sekitar 1,5 tahun karena pandemi. Namun investor sejak 2-3 minggu lalu disebut Rum sudah datang, lantaran kasus penyebaran Covid-19 di NTB juga sudah menurun.
Tidak adanya pembatasan karantina bagi tamu asing juga diakui mempermudah realisasi investasi tersebut. Sehingga memudahkan investor datang ke NTB, termasuk investor kereta gantung yang beberapa waktu lalu melakukan konsolidasi ke DPMPTSP NTB serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB.
“Jadi yang mana tentunya harus mempersiapkan beberapa dokumen lagi, seperti AMDAL, FS-nya (Feasibility Study). Mereka ingin juga ada MoU yang lebih up-date lagi dari Pemprov,” ungkapnya.
Pemprov sendiri disebutnya akan menyiapkan beberapa hal terkait rencana investasi di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tersebut. Dicontohkan seperti adanya jaminan sumber energi, dan adanya akses masuk yang memadai bagi investor. “Itu yang mereka inginkan supaya ada support (dukungan, Red) dari Pemprov,” jelas Rum.
Rencananya, investasi kereta gantung Rinjani akan dibuat sepanjang 9 kilometer (km). Lokasi proyek masih berada di kawasan hutan lindung, mulai dari Desa Karang Sidemen, Batukliang Utara, Lombok Tengah menuju kawasan hutan lindung di bagian atas desa.
“Saya tidak tahu persis apakah sampai puncak, tapi yang jelas sampai TNGR. Apakah sampai puncak atau Segara Anak, Itu nilai investasinya bisa sampai ratusan miliar,” ungkapnya. Jika proyek kereta gantung Rinjani ini sudah jadi, maka NTB disebut Rum akan memiliki kereta gantung terpanjang di dunia. Di mana untuk saat ini China memiliki jalur kereta gantung sepanjang 6 kilometer yang menjadi jalur terpanjang di dunia.
“Investor hanya satu saja dari Tiongkok, kalau nilainya cukup besar sekitar Rp100 miliaran,” imbuhnya. Sementara itu, dari segi lingkungan disebutnya tidak akan mengabaikan aspek kelestarian di sekitar area Gunung Rinjani. Di mana sumber daya yang digunakan adalah listrik, dan tidak digunakan bahan bakar lainnya.
“Penebangan pohon juga paling tidak banyak, hanya satu atau dua saja untuk menancapkan tiangnya, yang jelas ini sudah ada persetujuan dari TNGR,” tandasnya. (dpi)