Mataram (Inside Lombok) – Para pelaku UMKM yang bermitra dengan pihak hotel siap memenuhi kebutuhan dan permintaan dari hotel. Mengingat adanya peraturan Gubernur terkait bela beli produk lokal, di mana semua pihak termasuk hotel dapat menyerap produk UMKM lokal.
Pihak hotel pun berharap dari UMKM ada kelanjutan produksi terus dilakukan UMKM, kemudian standarisasi dipenuhi. Terlebih tamu-tamu hotel ada juga dari luar negeri, selain domestik maupun lokal.
Pelaku UMKM diyakini mampu memenuhi permintaan tersebut, meskipun hanya ada beberapa hotel saja yang mampu menyerap produk UMKM. Baik itu kuliner, kerajinan, maupun kosmetik. “Tidak ada kendala dalam kontinuitas produksi, apalagi kebutuhan hotel sebenarnya tidak terlalu banyak dibandingkan orderan kami yang tiap bulan bisa ribuan pieces (pcs),” kata Ketua Perhimpunan dan Asosiasi Kosmetika (PPA-Kosmetik) NTB, Septia Erianty, Senin (7/2).
Hanya saja kemungkinan stigma brand atau produk lokal ini yang menempel yakni terpercaya atau tidak, sehingga belum banyak hotel-hotel menyerap produk lokal NTB. Padahal jika dibandingkan, produk lokal NTB tidak kalah dengan produk pabrikan besar.
“Kalau kami dari segi kosmetik sebenarnya tidak ada kendala, karena kita lengkap izin edar, BPOM dan halalnya,” ucapnya. Septy tidak memungkiri ada kesulitan untuk produk lokal bisa diserap hotel. Pasalnya ada beberapa hotel bintang 5 atau kelas internasional yang sedikit susah ditembus, karena keputusan managementnya di pusat, bukan di daerah.
“Tapi kemarin kami mendapatkan sambutan baik dari Pullman hotel, mereka mau mencoba kosmetik brand lokal,” tuturnya.
Menurutnya, hal wajar jika tidak banyak pihak hotel yang menyerap produk lokal, karena memang ada kekhawatiran dari hotel. Tetapi sebenarnya mungkin karena pihak hotel belum mengenal pabrik produk UMKM lokal dengan baik dan melihat hasil produksi yang bahkan sudah ke luar negri.
“Jadi dari segi kontinuitas itu tidak ada masalah. Apalagi kapasitas produksi masing-masing ikm kosmetik berbeda-beda, ada yang bisa 5.500 pcs per bulan, ada yang bisa 50.000 pcs per bulan,” jelasnya.
Ia menilai, jika UMKM lokal mendapatkan project bisa saja memenuhi semua permintaan hotel-hotel di Lombok dan hitung-hitungannya masuk. Tentu akan lebih mudah dalam produksi mereka dengan menambah mesin dan peralatan lain yang mendukung.
“Itu sebenarnya kalau ada project kami tinggal beli mesin produksi yang lebih besar saja, jadi tidak ada masalah dengan itu. Iya insyaAllah sanggup, pabrik-pabrik IKM kosmetik di NTB ini Alhamdulillah mumpuni semua,” ungkapnya.
Terlebih sudah dilakukan temu bisnis antara pihak hotel dengan UMKM beberapa waktu lalu. Sehingga lebih memudahkan pihak hotel untuk memilih produk-produk lokal mana saja dapat diserap memenuhi kebutuhan di masing-masing hotel. Bahkan sudah ada produk lokal dilirik, terutama pada kosmetik lokal.
“Setau aku itu PT. Organic Lombok Indonesia dan Cv Karya Iwin insani. Yang lain belum dapet bisa jadi belum lengkap legalitasnya atau tidak deal harga dan proses pembayarannya,” tandasnya. (dpi)