Mataram (Inside Lombok) – Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, kini memiliki sebuah taman kota berupa Taman “Bako” atau “bawak kokok”, yang dalam bahasa Suku Sasak artinya bawah kali, di Lingkungan Sukaraja Timur, yang dibangun dari bantuan anggaran pemerintah pusat senilai Rp9,1 miliar lebih.
Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh saat memantau pembangunan Taman “Bako” sekaligus penataan kawasan kumuh di Daerah Aliran Sungai (DAS) Jangkuk , di Mataram, Jumat, mengatakan, proyek pembangunan taman itu saat ini sudah mencapai lebih dari 95 persen, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Areal Taman Bako ini cukup luas, dengan desain khusus dan menarik bisa digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan seni hiburan, baik modern maupun tradisional,” katanya.
Selain itu Taman Bako, juga bisa menjadi pusat rekreasi serta edukasi bagi masyarakat, sebab desainya telah disesuaikan dengan kepentingan masyarakat serta sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Salah satunya pembangunan sejumlah ikon lumbung yang saat ini menjadi lambang daerah.
“Terkait dengan itu, kami harapkan warga sekitar dan masyarakat secara umum bisa ikut serta memelihara keberataan taman tersebut,” katanya.
Selain memantau Taman “Bako”, wali kota didampingi sejumlah pimpinan organisasi perangat daerah (OPD) dan tim dari Kota Tanpa Kumuh (KotaKu) Mataram, juga meninjau kegiatan penataan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Jangkuk bagian utara yang saat ini telah dibuka jalan baru yang tembus dari Kelurahan Dasan Agung hingga ke Jembatan Ampenan.
Termasuk memantau, pembangunan jembatan yang menghubungkan Lingkungan Repok Bebek dengan Lingkungan Tempit Ampenan, yang rampung dibangun akhir tahun 2019.
“Dengan telah terbangunnya fasilitas dan penataan DAS Jangkuk saat ini, maka selesai sudah janji saya ketika awal menjabat sebagai Wali Kota Mataram,” kata wali kota dua periode yang masa jabatannya tinggal beberapa bulan lagi.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram HM Kemal Islam sebelumnya mengatakan, proyek pembangunan Taman Bako tersebut saat ini sudah mencapai 95 persen dan targetkan akan diresmikan akhir bulan Oktober 2020.
Taman Bako itu, katanya, dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti layaknya taman-taman kota lainnya di beberapa tempat. Misalnya, fasilitas permaian anak, jembatan penyeberangan, dan tiga lapak kuliner untuk pedagang sekitar.
“Siapa yang akan menempati lapak itu, akan kita kerjasamakan dengan camat, lurah dan kepala lingkungan setempat,” katanya.
Sementara untuk pengawasan, pihaknya telah menempatkan tiga orang petugas yang siaga memantau dan mengawasi areal Taman Bako.
Menurutnya, dana sebesar Rp9,1 miliar untuk penataan Taman Bako tersebut merupakan bantuan dari Kementerian PUPR, yang digabung dengan penataan kawasan kumuh dengan pembukaan jalan sepadan Sungai Jangkuk di Kelurahan Kebun Sari berbatasan dengan Kelurahan Pejeruk, dengan total areal yang ditata sekitar 3,4 hektare.
“Penyelesaian proyek yang sumber anggaran dari pemerintah pusat itu, menjadi bukti bahwa Kota Mataram betul-betul dapat melaksanakan program penataan kawasan kumuh di tengah pandemi COVID-19,” demikian Kemal Islam. (Ant)