25.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaKronologi Tenggelamnya Mahasiswa KKN di Gili Air

Kronologi Tenggelamnya Mahasiswa KKN di Gili Air

Lombok Utara (Inside Lombok) – Seorang mahasiswa KKN atas nama Aldin Nauval Firas Qani (22) dilaporkan tenggelam saat berenang di perairan sekitar Gili Air, Lombok Utara, pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.02 Wita. Setelah dilakukan pencarian oleh warga setempat bersama pihak terkait, ia ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di sebelah tenggara dari lokasi terakhir saat terlihat. 

Jenazah Aldin akhirnya ditemukan pada Rabu (11/1) pagi sekitar pukul 06.20 Wita dengan jarak sekitar 0,13 mil laut dari lokasi terakhir dirinya terlihat berenang di perairan sekitar Gili Air. 

Salah satu mahasiswa KKN UGM Kormasit (Koordinator Sub Unit) Gili Air, Arsyad Mahrizal Firdaus menceritakan kronologi kejadian yang menimpa Aldin tersebut. Berawal pada Selasa (10/1) sekitar pukul 16.30 Wita kelompok KKN UGM bersama satu tim KKN UNRAM berkegiatan di sekitar Hotel Ombak Paradise, Gili Air. Kemudian Aldin datang menyusul setelahnya.

Sekitar 17.00 Wita korban disebut mendapat telepon dari rekanannya N untuk dibawakan karung. Selang 10 menit kemudian korban datang membawa karung dan snorkeling mask untuk sekadar bermain air di pantai. Tidak lama setelah itu korban menitipkan ponsel dan karung yang dibawanya kepada rekanannya N.

“Menurut keterangan teman-teman yang masih berada di tempat. Korban sedang berdiri di tengah pantai dengan air yang setinggi pinggang,” ujar Arsyad kepada Inside Lombok, Kamis (12/1). Ia pun menuturkan, keterangan yang disampaikan pihak terkait bahwa Aldin dikatakan sempat melambaikan tangan kepada teman-temannya adalah tidak binar. 

Dilanjutkan Arsyad, pada pukul 18:30 wita hari masih terang dan masih ada beberapa mahasiswa lainnya berada di pinggir pantai, sedangkan korban berdiri sendirian di air. Menurut keterangan dari rekanannya inisial L, D dan R yang berada di sekitar korban, mereka melihat Aldin sudah bergerak ke arah timur dari lokasi mereka.

“Saat dipanggil oleh teman-temannya untuk diajak kembali, korban menengok sekilas dan melanjutkan berdiri di air. Posisinya saat itu ia berdiri di tengah pantai dan sesekali kepalanya masuk ke dalam air,” jelasnya.

Namun karena kondisi sudah sangat sore dan korban tidak ingin kembali, maka rekan KKN yang berada di pinggir pantai memutuskan untuk kembali ke posko. Sayangnya, hingga pukul 19.00 Wita Aldin tak kunjung kembali ke posko. 

Lantaran khawatir N yang juga sebagai ketua tim KKN kampus korban bersama rekanan yang lainnya pergi ke kantor dekat dermaga dan mendapatkan informasi rekan lainnya inisial D bahwa korban belum kembali ke posko.

“Mendengar hal tersebut, N pergi untuk mencari ke lokasi awal dan menyusul D. Saat berada di lokasi N hanya menemukan sandal korban di pinggir pantai,” ucapnya.

Lantaran tak kunjung menemukan korban, mahasiswa KKN bersama dengan masyarakat sekitar melakukan pencarian hingga malam. Sampai akhirnya  warga menghentikan pencarian karena terbatasnya jarak pandang di malam hari. 

Diungkapkan Arsyad, tim SAR sempat datang saat malam hari, meski tidak melakukan pencarian karena kendala SOP. “Hingga akhirnya dilakukan lagi pencarian di pagi hari oleh warga dan BASARNAS. Alhamdulillah almarhum ditemukan di depan villa karang dan langsung dibawa pulang kerumah keluarga untuk dikebumikan,” bebernya.

Dikatakan, pantai sekitar tempat Aldin berenang memang jarang digunakan untuk snorkeling oleh warga sekitar. Namun tidak ada larangan juga untuk melakukannya jika bisa berenang. Sayangnya, korban ternyata tidak bisa berenang. 

“Korban tidak bisa berenang, dari pihak teman-temannya dan keluarga pun valid, bahwa korban tidak bisa berenang,” tegas Arsyad. Diterangkannya, ada beberapa kelompok yang tengah melaksanakan KKN di Gili Air, baik dari universitas lokal maupun luar daerah. 

Kelompok Mahasiswa yang tengah KKN di Gili Air. (Inside Lombok/ist)
Kelompok Mahasiswa yang tengah KKN di Gili Air. (Inside Lombok/ist)

Saat kejadian tenggelamnya salah satu anggota KKN di Gili Air, setidaknya ada 22 orang mahasiswa yang tengah melaksanakan KKN di sana. “Saya dari KKN UGM. Namun kemarin sempat tanya ke temen KKN UNRAM itu mereka sistemnya plotingan, jadi dipilihkan oleh kampus. Kebetulan ada 2 kampus, UGM dan UNRAM dengan KKN UNRAM 10 orang dan dari UGM ada 12 orang di Gili Air,” jelas Arsyad. 

Diterangkan, aktivitas KKN sendiri masih tetap berjalan untuk mahasiswa dari UGM. Namun untuk kelompok mahasiswa dari UNRAM oleh Kepala Desa Gili Indah diberi waktu istirahat beberapa waktu pasca kejadian tersebut, sebelum nantinya kembali melaksanakan program KKN mereka. 

Sementara itu, setelah kejadian tersebut dilakukan antisipasi agar tidak terulang kembali hal serupa. Bahkan mahasiswa KKN UGM yang masih melanjutkan kegiatannya diimbau untuk tidak berenang dan selalu berhati-hati.

“Kita diberitahukan untuk tidak berenang dulu untuk waktu dekat ini, dan selalu berhati-hati jika main air di pantai. Tidak boleh sendiri. Harus selalu ditemani,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer