Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat pertumbuhan ekonomi NTB triwulan III pada 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 7,10 persen (year on year). Ekonomi NTB tumbuh semakin membaik, meskipun beberapa waktu lalu sempat mengalami inflasi yang dikhawatirkan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Statistisi Ahli Madya BPS NTB, Arrief Chandra Setiawan menerangkan perekonomian NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan III-2022 mencapai Rp40,50 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp26,07 triliun.
“Ekonomi NTB triwulan III-2022 dibanding triwulan III-2021 (y-on-y) tumbuh sebesar 7,10 persen,” ujar Arrief, Senin (7/11).
Dijelaskan struktur PDRB NTB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan III-2022 tidak menunjukkan perubahan berarti. Dimana perekonomian NTB masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 21,97 persen. Kemudian diikuti oleh pertambangan dan penggalian sebesar 19,70 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,50 persen, serta konstruksi sebesar 9,21 persen.
“Jadi kalau berdasarkan PDRB NTB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku perekonomi NTB masih didominasi lapangan usaha pertanian,” ucapnya.
Dikatakan tumbuhnya ekonomi NTB triwulan III secara year on year karena pertumbuhan terjadi pada 16 lapangan usaha sedangkan 1 lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi. Dimana lapangan usaha mengalami pertumbuhan signifikan ada penyediaan akomodasi dan makan minum 38,79 persen, transportasi 26,53 persen dan pertambangan dan penggalian 23,68 persen. Selanjutnya, lapangan usaha jasa lainnya tumbuh 14,22 persen, pengadaan Listrik dan gas tumbuh 12,94 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib tumbuh 8,09 persen, dan jasa perusahaan tumbuh 8,02 persen. Sementara itu, ada satu lapangan usaha lainnya yang terkontraksi yaitu Konstruksi sebesar 4,68 persen.
“Dari sisi produksi, penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 38,79 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 34,54 persen,” terangnya.
Sementara itu, ekonomi NTB triwulan III-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 1,59 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, lapangan usaha industri pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 45,59 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,01 persen.
Sedangkan, pertumbuhan ekonomi triwulan I sampai dengan triwulan III-2022 terhadap triwulan I sampai dengan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 6,93 persen (c-to-c). Dari Sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 30,85 persen. Sementara dari sisi pengeluaran semua komponen tumbuh, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen ekspor barang dan jasa sebesar 39,31 persen.
“Untuk pertumbuhan ekonomi NTB tanpa tambang bijih logam pada triwulan III-2022 tumbuh 1,85 persen (q-to-q), tumbuh 3,55 persen (y-on-y), dan tumbuh 3,63 persen (c to c),” jelasnya. (dpi)