33.5 C
Mataram
Sabtu, 16 November 2024
BerandaBerita UtamaLaju Percepatan IPM NTB 2024 Lebih Tinggi dari Nasional

Laju Percepatan IPM NTB 2024 Lebih Tinggi dari Nasional

Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB pada 2024 mengalami kenaikan sekitar 0,73 poin atau 73,10 dari tahun sebelumnya 72,37. Dan kini posisi IPM NTB masuk pada kategori tinggi, yang sebelumnya di posisi sedang.

“Percepatan IPM paling tinggi di Papua Pegunungan 1,83 persen, kemudian NTB 1,01 persen. Sedangkan nasional itu 0,85 persen, jadi masih tinggi kita dan kita masuk top ten percepatan yang tinggi,” ujar Kepala BPS NTB, Wahyudin, Jumat (15/11).

Pada periode 2024 ini, seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami peningkatan terutama standar hidup layak dan pengetahuan. Jika dilihat dari dimensi umur panjang dan hidup sehat, bayi yang lahir pada tahun 2024 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 72,25 tahun, meningkat 0,23 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.

“Artinya kalau sekarang kematian bayi kita sudah menurun, otomatis akan meningkatkan harapan hidup. Ini perlu dijaga, sekarang ini sudah mulai dari sejak ibu-ibu itu hamil sudah didekati oleh tenaga kesehatan,” terangnya.

Selanjutnya, ada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur 7 tahun meningkat 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 13,97 menjadi 13,98 tahun, sedangkan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,13 tahun, dari 7,74 tahun menjadi 7,87 tahun pada tahun 2024.

“Harapan lama sekolah kita sudah cukup tinggi, kalau kita lihat secara nasional harapan lama sekolah, kita NTB urutan 6 tertinggi. Jadi sudah bagus dan dipertahankan bahkan di tingkat. Itu anak-anak yang usia sekolah jangan sampai putus sekolah, kita ada program wajib belajar 9 tahun dan sekarang 12 tahun,” jelasnya.

Kemudian dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan meningkat Rp511 ribu rupiah atau 4,61 persen, dibandingkan tahun sebelumnya.

“Untuk P3 (Pengeluaran Perkapita Pertahun) ini NTB sudah Rp11,61 juta, artinya rata-rata Rp1 juta per bulan (pengeluarannya,red). Kalau kita lihat dari P3, kita urutan 20 dari atas. Itu sudah tinggi, masih ada yang dibawah kita dan kita bukan yang terendah,” ungkapnya.

Kendati demikian, dari 3 dimensi tersebut. Ada dua indikator yang harus dikejar dan ditempuh agar supaya IPM NTB laju percepatan tertinggi. Yakni umur harapan hidup dan rata-rata lama sekolah.

Disisi lain, IPM jika dilihat per kabupaten/kota di NTB. Kota Mataram masih berada di posisi paling tinggi yakni 81,64 dan masuk kategori sangat tinggi. Kedua kota Bima 78,91 poin masih kategori tinggi, namun yang paling rendah Kabupaten Lombok Utara (KLU) 68,64 poin, dimana KLU satu-satu yang masuk pada kelompok IPM sedang.

“Ini harus kita berjuang, bagaimana KLU keluar dari IPM yang sedang, yang lainnya sudah tinggi dan sangat tinggi,” ucapnya.

Lebih lanjut, untuk umur harapan hidup KLU paling rendah yakni 71,52 tahun dan kategori kematian bayi yang tinggi. Sedangkan paling tinggi Kota Mataram 74,83 tahun. Begitu juga harapan lama sekolah juga KLU paling rendah 13,02 tahun dan paling tinggi Kota Mataram 15,68 tahun. Kemudian rata-rata lama sekolah, KLU paling rendah yaitu 6,40 tahun dan paling tinggi kota bima 10,95 tahun dan disusul kota Mataram 9,58 tahun

“Untuk pengeluaran perkapita per tahun, kalau kita lihat KLU sudah mulai di atas dan tidak lagi paling rendah. Justru yang rendah itu kabupaten Bima Rp9,4 juta. KLU itu Rp10,27 juta sudah lumayan tinggi, paling tinggi Rp16,51 juta kota Mataram,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer